Home » Posts filed under Hasil penelusuran untuk Bertemu Yesus Kristus
Jakarta- Asmirandah yang
awalnya memeluk Islam, kini telah mantap menjadi pengikut Yesus. Namun
tentu saja, keputusan berpindah agama ini bukan hal mudah untuk
dijalani. Berbagai gesekan dari segala pihak turut mewarnai transisi
Asmirandah.
Salah satu hal berat yang dijalani Asmirandah adalah berbagai
cemoohan dan nada kecewa dari orang-orang di sekelilingnya. Selain
kata-kata menyakitkan, muncul kabar pula bahwa istri Jonas Rivanno jatuh
miskin setelah memeluk Kristen.
Namun sebagaimana diungkapkan Asmirandah dalam video kesaksian yang
beredar beberapa waktu lalu, dia merasa tuduhan itu sama sekali tidak
benar. Pasalnya, kini mengaku merasakan hal luar biasa dalam hidupnya.
"Dan saudara, mungkin, ada sebagian orang di luar sana, yang
beranggapan pada saat saya ikut Tuhan Yesus, maka hidup saya akan susah.
Memang tidak sedikit orang yang mengutuki saya.
Tapi puji Tuhan ada
satu hal yang mau saya bagi pada saudara semua. Bahwa Tuhan saya ahli
mengubah kutuk menjadi berkat," ungkap Asmirandah.
baca juga : Tengku Wisnu Benarkan Junior Liem Sudah Jadi Mualaf
Selanjutnya, Asmirandah juga mengungkapkan bahwa derajatnya kini
telah ditinggikan. Hal inilah yang membuatnya senantiasa bersyukur
sehingga merasa menjadi makhluk paling bahagia, lebih dari yang pernah
dia rasakan.
"Dan tercatat juga di Alkitab, asalkan saya tidak menyimpang ke kanan
maupun ke kiri, maka Tuhan akan mengangkat saya menjadi kepala bukan
ekor.
Maka saya akan terus naik dan tidak pernah turun. Dan saya
sangat-sangat merasa bersyukur karena saya bisa bertemu dengan
satu-satunya pribadi yang busa menjamin masa depan saya, yaitu Tuhan
Yesus Kristus itu sendiri," lanjut Asmirandah.
sumber : disini
[Continue reading...]
Keluarga Kristen yang diusir dari desa Katholi, di negara bagian Chhattisgarh, India.
(Foto: Morning Star News)
NEW DELHI, – Karena merasa
para dewa marah karena punya tetangga menjadi Kristen, penduduk desa di
negara bagian Chhattisgarh bulan lalu menyerang 28 orang Kristen,
mengusir mereka keluar dari rumah mereka dan membakar rumah yang
ditinggalkan.
Warga Kristen di desa Katholi, Distrik Kanker yang dipukuli dan dua
kali diusir dari rumah mereka oleh ekstremis kembali ke desa mereka pada
Selasa (3/5) setelah polisi mencatat kasusnya. Polisi dijanjikan bahwa
12 penyerang dan kelompok garis keras sepakat untuk tidak menyerang
lagi. Orang-orang Kristen telah melarikan diri dari desa mereka pada
akhir April lalu ketika kelompok radikal membakar rumah mereka setelah
memukuli mereka di muka umum.
“Untuk waktu yang lama, warga desa telah memendam kebencian terhadap
orang-orang Kristen dan akhirnya memanggil mereka untuk sebuah pertemuan
publik. Kelompok radikal memaksa mereka untuk meninggalkan Kristus,
memukuli mereka dengan parah dan membakar rumah-rumah mereka,” kata
pastor Mampu Varghese kepada Morning Star News.
Sebelum serangan itu, para penyerang bertemu dan memutuskan bahwa
semua orang Kristen daerah harus “kembali ke agama asal mereka” karena
para dewa mereka marah atas desa itu punya tetangga pengikut Kristus.
“Para ekstremis mulai melakukan segala macam ritual di desa dan
mengancam untuk menyakiti orang-orang Kristen karena mereka menuduh
mereka sebagai alasan untuk dewa-dewa mereka menjadi diam dan tidak
menanggapi mereka. Dan, mereka menekan Kristen untuk meninggalkan iman
baru mereka,” sumber lain yang tidak disebut namanya mengatakan kepada Morning Star News.
Saat mereka menolak untuk menyangkali Yesus, umat radikal menyeret
mereka ke pertemuan publik pada sekitar pukul 09.00 pada Jumat (25/4).
Sekali lagi, warga desa menuntut mereka meninggalkan Kristus.
“Para ekstremis mulai memukuli orang-orang Kristen ketika mereka
menolak untuk meninggalkan Yesus, mengarak mereka kembali ke rumah
mereka. Mereka terus memukuli warga Kristen itu, membakari rumah-rumah
mereka dan mengancam akan membunuh mereka juga,” kata sumber itu.
Memar dan bengkak, empat keluarga Kristen melarikan diri dari desa.
Enam orang mengalami luka berat, termasuk Manganu Ram 65 tahun, yang
telinganya terluka parah. Tidak ada anak-anak yang diserang dan
orang-orang Kristen yang terluka menerima perawatan medis di sebuah
pusat perawatan kesehatan di Bhanupratappur, sekitar 40 kilometer dari
Katholi, kata sumber itu.
Warga Kristen Katholi itu berlindung di rumah-rumah orang Kristen di Kaviti.
Keesokan harinya orang-orang Kristen melaporkan kasus itu pada polisi
dan kembali ke desa mereka. Namun, mereka disambut wajah marah dan
pelecehan verbal.
“Saat orang Kristen tiba di desa, beberapa orang mulai melecehkan
mereka secara verbal. Dan, kemudian di sekitar pukul 09.00 para
ekstremis berkumpul mengelilingi rumah-rumah mereka, menyeret mereka ke
luar, memukuli mereka dan mengatakan kepada mereka untuk menarik laporan
mereka dari kepolisian,” kata sumber itu .
Itu membuat 28 orang Kristen, termasuk delapan anak-anak, sekali lagi
melarikan diri, mencapai Bhanupratappur di tengah malam. Selama lima
hari beberapa menginap di sebuah gereja kecil dan rumah orang Kristen di
desa itu.
Dengan bantuan dari para pemimpin Kristen di distrik itu, polisi Korar mendaftarkan kasus terhadap 12 penyerang itu.
“Polisi membuat kompromi antara dua pihak, dengan para ekstremis
setuju bahwa mereka tidak akan mengulangi segala jenis serangan atau
diskriminasi terhadap orang-orang Kristen. Dan, orang-orang Kristen juga
sepakat untuk kembali ke desa mereka,” kata Pastor Varghese,
menambahkan bahwa mereka kembali dalam ketakutan.
Lidah Terbakar
Peristiwa serupa terjadi di 82 kilometer dari Kanker di Sukma,
Distrik Dantewada. Para ekstremis agama pada pertengahan April
menghentikan dua orang Kristen dalam perjalanan mereka ke pasar dan
secara paksa “memurnikan” mereka dengan ritual , kata seorang pengacara.
Mereka kemudian menyelomoti salah satu orang Kristen dengan koin panas
pada beberapa bagian tubuhnya.
Seorang Kristen berusia 55 tahun, Jai Singh dan menantunya sedang
dalam perjalanan ke pasar untuk membeli sayuran ketika lima ekstremis
yang dipimpin oleh kepala desa, Praveshi Nath, menghentikan mereka dan
menuduh mereka mencemarkan dewa-dewa mereka, pengacara Sonsingh Jhali,
koordinator Lembaga Bantuan Hukum Aliansi Membela Kebebasan India
mengatakan kepada Morning Star News.
Kelompok garis keras mengatakan kepada mereka bahwa setiap orang yang
percaya kepada Yesus Kristus tidak diizinkan untuk tinggal di desa.
“Mereka mengelilingi mereka dan mengatakan bahwa orang-orang Kristen
harus dimurnikan, dan mereka memaksa mengoleskan minyak dan bubuk kunyit
ke seluruh tubuh dua orang Kristen itu sebagai bentuk pembersihan
ritual,” kata Jhali.
Sekitar 35 warga desa menonton saat dua orang Kristen disuruh
menyangkal Kristus. Ketika mereka menolak, para ekstremis mengambil lima
koin, menahan mereka dan menghujani tubuh Jai Singh dengan koin-koin
membara itu.
“Mereka menempatkan koin di tulang punggung, kaki, tangan, dan lidah
Jai Singh,” kata Jhali. “Pelecehan berlangsung selama sekitar dua jam,
dan setelah itu mereka dikenakan denda 5.051 rupee (sekitar sejuta
rupiah) karena menjadi seorang Kristen.”
Setelah itu, beberapa orang Kristen tiba di tempat itu menyelamatkan
dua orang Kristen itu dan bergegas membawa Jai Singh ke rumah sakit.
Warga Kristen mengadukan ke polisi lima penyerang itu: Praveshi Nath,
Rama Nath, dan tiga orang lainnya yang diidentifikasi dengan nama
Pandru, Sonu, dan Shitu. Namun, polisi mencatat kasus itu hanya dengan
nama tersangka Rama Nath dan orang lain, yang diidentifikasi dengan nama
Aiyata, yang namanya tidak muncul dalam pengaduan.
“Kami sangat kecewa dengan berkas perkara ini,” kata Jhali. “Kami
bertemu kepala polisi daerah dan kami menuntut agar lima penyerang yang
namanya jelas disebutkan dalam keluhan ditangkap.”
sumber : disini
[Continue reading...]
JAKARTA, Mantan bupati Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama
mengaku bertemu dan jatuh cinta kepada istrinya, Veronica Tan di Gereja
Kristus Yesus (GKY) Pluit, Jakarta Utara. Ia jatuh cinta dan menjalin
kasih setelah pertemuan ketika melakukan kebaktian di gereja.
"Saya ketemu istri juga di sini. Dapetnya di sini. Ngejarnya juga di sini. Hahaha," kata Basuki di Gereja Kristus Yesus setelah melakukan kebaktian Natal pada Senin (24/12/2012).
Veronica
Basuki saat ditemui usai mengiringi lagu Natal mengatakan, dirinya
memang bertemu dengan Basuki saat pelayanan gereja. Tetapi ia tidak
mengetahui secara pasti apakah Basuki jatuh cinta setelah melihat
kemahirannya bermain piano.
Veronica mengungkapkan, ia bertemu
dengan Basuki pada tahun 1994. Saat itu ia tidak sempat pacaran lama
karena segera dinikahi oleh wakil gubernur DKI Jakarta tersebut.
Malam ini Basuki yang lebih akrab disapa Ahok
mengikuti ibadah Natal di Gereja Kristus Yesus Pluit. Ia duduk bersama
jemaat lainnya untuk mendengarkan khutbah dari pendeta Davit Jioe.
Selain
itu, anak tertua Basuki juga turut menyanyikan lagu rohani Natal
bersama choir gereja. Didampingi iringan piano ibunya, keluarga tersebut
tampak sakral menjalani pelayanan dan doa Natal.
sumber : disini
[Continue reading...]
JAKARTA Siapa sangka jika Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama atau akrab disapa Ahok dan istrinya Veronica Tan dipertemukan
sebagai pasangan gara-gara kaki terinjak?
Kejadian kaki terinjak itu menjadi awal mula kisah cinta Basuki dan
Veronica hingga saat ini sudah menjalani biduk rumah tangga selama 19
tahun.
"Pertama kali bertemu di gereja, tidak sengaja kakinya terinjak. Bukan
dari mata turun ke hati, tapi dari kaki naik ke hati," ujar Basuki
beberapa waktu lalu sambil malu-malu saat menceritakan pertemuan
pertamanya dengan Veronica.
baca juga 'Di Gereja Kristus Yesus (GKY) Pluit; Ahok menuai cintanya'.
Basuki mengatakan, ia bertemu dengan Veronica di Gereja Kristus Yesus,
Pluit, Jakarta Utara. Saat kejadian itu, Basuki sudah bekerja, sedangkan
Veronica baru lulus kuliah. Tak ada alasan khusus yang membuat Basuki
jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Veronica yang bermula dari
kaki itu.
"Ya lihat kakinya saja, kalau kakinya montok dan bagus berarti kepribadiannya kokoh. Itu saja," katanya.
Selain itu, kepiawaian Veronica bermain piano ketika di gereja juga
menjadi ketertarikan Basuki lainnya. Disamping itu, Veronica yang
berbeda usia sembilan tahun dengannya ini juga pandai bernyanyi.
Bersama Veronica, Basuki sudah dikaruniai tiga orang anak yang sudah
tumbuh remaja, yakni Nicholas Sean Purnama, Nathania, dan Daud
Albeenner. Ia mengaku mendidik ketiga anaknya bersama-sama dengan
Veronica, meskipun tak dipungkirinya jika didikan Veronica sebagai
seorang ibu sangat diacungi jempol olehnya.
Meskipun demikian, Basuki mengaku tidak pernah merayakan Valentine
ataupun memberikan kejutan-kejutan supaya rumah tangganya bisa awet.
Menurutnya memaafkan dan mengampuni adalah kunci sukses rumah tangga
yang dijalaninya.
"Kami tidak pernah rayakan Valentine-Valentine. Aku nih bukan orang
rokok makan gratis (romantis). Tips awetnya ya, harus memaafkan dan
mengampuni, menerima apa adanya," ujarnya sambil terkekeh.
Ia juga menyebutkan bahwa diantara dirinya dan Veronica tidak ada
saling cemburu dan percaya satu sama lain. Menurutnya, kecemburuan
tergantung hati masing-masing.
"Konflik kecil juga tidak ada masalah. Kadang-kadang kayak ngatur
anak bisa beda pendapat. Misalnya saya minta anak mandi pagi, Bu Vero
kalau liburan minta anak-anak mandinya siang. Kayak gitu-gitu,"
pungkasnya.
sumber : disini
[Continue reading...]