Home » Posts filed under Hasil penelusuran untuk Gereja Semarang
Kamis siang tanggal 11 Agustus 2016 ini, Romo FX
Widyatmaka SJ yang di kalangan internal para Jesuit dikenal dengan
panggilan akrab: Romo Jin SJ.
Kamis siang ini, posisi Romo “Jin” Widyatmaka SJ baru ada di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. “Aku lagi niliki
(menjenguk) mamiku, karena kesehatannya menurun,” kata Romo “Jin”
Widyatmaka SJ yang pernah menjadi pastor di Paroki Weleri (Pantura,
Jateng), Paroki St Theresia Menteng (Jakarta Pusat).
baca juga : Aksi Brutal pengrusakan Patung, di Gereja Katolik Paroki St. Yusuf Pekerja Gondang Winangun Klaten
Romo Widyatmaka mengaku namanya dicatut dalam sebaran WA berisi kabar
bohong tersebut. Awalnya, kata dia, ia juga mendapatkan kabar ‘sama’
bahwa pelaku pengrusakan itu adalah anak Pak Koster yang ngambek karena tidak dibelikan HP canggih.
“Entah bagaimana, kok tiba-tiba, nama saya ikut masuk dalam konteks
berita yang tidak benar itu,” kata Romo Widyatmaka SJ yang kini menjadi
pastor Paroki St. Anna Duren Sawit, Jakarta Timur.
baca juga : Kabar Patung Bunda Maria Keluarkan Minyak Wangi di Jokjakarta, HOAX!
Ada pastor SJ lainnya yang bernama nyaris sama yakni Romo Michael
Windyatmaka SJ alias Romo Windi SJ yang umurnya kurang lebih sama dengan
Romo FX “Jin” Widyatmaka.
Romo Windi SJ pernah menjadi Pastor Mahasiswa di Yogyakarta, Minister
di Kolsani tahun 1990-an, dan kemudian Pastor Paroki Sukorejo di
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
sumber : disini
[Continue reading...]
SEMARANG — Kegiatan acara buka bersama
(bukber) lintas iman yang dihadiri oleh Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Kamis (16/6/2016) sore, akhirnya digelar di Balai Kelurahan
Pudakpayung, Kota Semarang, dengan pengamanan ketat puluhan anggota
Banser dan aparat kepolisian.
Sebelumnya, acara bukber tersebut direncanakan digelar di Gereja
Kristus Raja Ungaran, tetapi dipindah ke Gereja St Yakobus Zebedeus,
Pudak Payung, Semarang, karena ada penolakan.
Namun, setelah pindah ke Kota Semarang, acara tersebut ternyata juga
masih mendapat penolakan dari salah satu ormas sehingga digeser ke Balai
Kelurahan Pudakpayung.
Pergeseran acara bukber dari Gereja Yakobus ke Balai Kelurahan
tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi panitia, pengurus gereja,
ormas, dan pihak kepolisian di Mapolrestabes Semarang.
"Pindahnya mendadak, baru pukul tiga (15.00) tadi dikabari. Kita buru-buru ngepel, bersih-bersih aula dulu tadi," kata Yanti (50), salah satu panitia dari jemaat Gereja Yakobus.
Menurut Yanti, acara buka bersama Sinta Nuriyah Wahid sebetulnya
sudah disiapkan jauh hari dengan melibatkan sejumlah tokoh Muslim dan
takmir masjid setempat.
Panitia mengundang sekitar 425 orang dari warga
RW 4 Kelurahan Pudakpayung, takmir masjid, tokoh masyarakat, pejabat
kelurahan, dan jemaat Gereja Yakobus.
"Padahal, dalam undangan yang kami kirim tanggal 12 Juni kemarin, ada
tanda tangan sesepuh warga dari tokoh Muslim.
Kami sebenarnya kecewa,
tetapi oleh romo kami tidak boleh membenci mereka," katanya.
Meski sempat bergeser tempat, pelaksanaan acara buka bersama Sinta
Nuriyah berlangsung dengan lancar.
Panitia menyediakan sedikitnya 1.000
paket hidangan takjil yang terdiri dari air mineral, kolak, makanan
kecil, dan nasi kotak.
Dalam kesempatan itu, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid tampak
didampingi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua Komisi Hubungan
Antar-Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Romo Budi Burnomo,
dan sejumlah tokoh agama.
Sebelumnya, Sinta Nuriyah tetap hadir di Gereja Yakobus dan menyampaikan ceramah khusus kepada umat Kristiani.
sumber : disini
[Continue reading...]
Semarang - Yogyakarta dipastikan menjadi tuan rumah
Asian Youth Day yang digelar pada 30 Juli-6 Agustus 2017. Kepastian
pertemuan kaum muda Katolik se-Asia itu disampaikan Ketua Komisi
Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Pius Riana Prapdi saat
jumpa pers di Wisma Uskup Kompleks Katedral, Semarang, Selasa, 15 Maret
2016.
“Acara itu akan dihadiri 1.500 orang dari perwakilan 29 negara Asia,” kata Pius Riana Prapdi.
Selain mempertemukan kaum muda lintas negara di Asia, acara itu juga
diikuti 1.000 kaum muda Katolik Indonesia dari berbagai pulau dan
keuskupan. “Kami berjumpa suka cita memperdalam imam,” kata Pius Riana
Prapdi.
Asian Youth Day 2017 di Yogyakarta membawa tema
suka-cita dalam kebhinnekaan. Acara yang diikuti para kaum muda penggiat
gereja Katolik itu akan memamerkan hidup dalam kebhinnekaan, agama,
budaya, dan sosial.
Acara itu sebagai ajang perjumpaan kaum
muda Katolik untuk meneguhkan dan mengimplementasikan kebhinnekaan
tantangan hidup yang beragam. Menurut Pius, pertemuan itu secara khusus
akan belajar memahami mempraktekkan hidup dalam kebhinnekaan, agama
budaya, dan sosial di Indonesia.
Kaum muda Katolik lintas
negara di Asia itu akan berefleksi dan menemukan nilai iman serta
budaya. Kegiatan yang dilakukan juga menjalin dialog berkomunikasi
dengan keanekaragaman. “Dengan pertukaran itu orang muda Katolik mampu
memaknai hidup dan perubahan semakin cepat,” katanya.
Asian
Youth Day 2017 yang digelar setiap tiga tahunnya ini merupakan yang
ketujuh. Acara sebelumnya dilakukan di Korea Selatan pada 2014. Setelah
diselenggarakan di Filipina, Hong Kong, India, Taiwan, dan Thailand.
Ketua panitia pengarah Asian Youth Day 2017, Romo Yohanes Dwi Harsanto,
agenda pertemuan kaum muda Katolik tingkat Asia itu sengaja membedah
moralitas hidup keberagamaan sebagai isu utama.
“Dalam hal ini peserta mempelajari Pancasila sebagai rule of live yang dipamerkan di forum itu,” kata Yohanes Dwi Harsanto.
Menurut dia, perbedaan keyakinan dalam satu keluarga di Indonesia akan
menjadi studi kaum muda Katolik lintas negara Asia. Ia menjelaskan,
perbedaan yang ada itu justru satu kekuatan untuk membangun bangsa.
“Karena kaum muda menjadi penentu bagaimana negara, gereja, dan
masyarakat maju,” katanya.
sumber: disini
[Continue reading...]