Rabu, 20 April 2016

Romo Rantinus: Imam yang akan Dijagokan masyrakat, utk dijadikan Calon Bupati


Ia dikenal sebagai imam yang berani, menjadi suara bagi mereka yang tertindas karena tidak berdaya berhadapan dengan praktek ketidakadilan.

Namanya Romo Rantinus Manalu Pr, imam di Keuskupan Sibolga, Sumatera Utara.

Akhir-akhir ini, nama Romo Rantinus ramai dibicarakan. Ia sedang digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan bupati di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun depan.

Berbicara kepada Katoliknews.com, ia mengatakan, ada kehendak kuat dari warga agar ia bisa maju, bersama teman seperjuangannya Ustad Solidikin Lubis.

Ia menjelaskan, kini masyarakat tengah sibuk mengumpulkan banyak KTP untuk mengusung mereka.

Namun, kata dia, dirinya belum bisa memastikan apakah akan maju atau tidak.  “Untuk menjawab iya atau tidak, itu bukan tergantung saya. Tapi jawaban pasti datangnya dari pihak yang berwewenang yakni gereja. Hal itu karena saya seorang pastor,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Ia memang menyatakan, secara pribadi akan siap menerima tawaran itu. “Sebagai manusia jika saya ditawari jabatan seperti itu, pasti mau,” ujarnya.

Namun, lagi-lagi, kata dia, tergantung pada keputusan pimpinannya.
Keterlibatan petugas Gereja seperti Romo Rantinus dalam politik praktis memang diatur dalam Kitab Hukum Kanonik 287 pasal 2.

Di situ dijelaskan bahwa “Janganlah mereka (klerus) turut ambil bagian aktif dalam partai-partai politik dan dalam kepemimpinan serikat-serikat buruh, kecuali jika menurut penilaian otoritas gerejawi yang berwenang hal itu perlu untuk melindungi hak-hak Gereja dan memajukan kesejahteraan umum”.

Jalan untuk Romo Rantinus memang tidak mudah. Karena itu, ia mengatakan, keputusan tidak hanya ada di tangannya.

Pembela Masyarakat Kecil
Dorongan kuat warga agar Romo Rantinus terjun dalam politik praktis dipicu oleh pengakuan akan komitmen imam itu pada upaya menghadirkan perubahan di tengah masyarakat.

Warga Tapanuli Tengah, punya pengalaman buruk dengan bupati sebelumnya, Bonaran Situmeang yang dijebloskan ke dalam penjara tahun lalu, karena kasus suap.

Romo Rantinus menjadi bagian dari masyarakat yang getol menyuarakan protes pada kebijakan Bupati Bonaran.

Bahkan, pada 2013, ia sampai ditetapkan sebagai tersangka dengan tudingan pencemaran nama baik, setelah menyampaikan sebuah pengumuman di koran, mengajak masyarakat berdemo dan mengecam Bupati Bonaran.

Ia bersama Ustad Sodikin Lubis dan beberapa rekannya, menuding bupati itu abai terhadap janji-janjinya saat kampanye.

Pada tahun 2009, Romo Rantinus juga aktif menggelar aksi dan berdiri bersama masyarakat yang lahannya diambil untuk menjadi lokasi perkebunan sawit.

Kala itu, Romo Rantinus juga ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, upayanya tidak kendur, karena nyalinya tidak ciut, meski berhadapan dengan berbagai kekuatan pebisnis yang berkongkalikong dengan aparat.

Romo Rantinus sendiri menyadari dukungan yang ia peroleh sekarang merupakan buah dari komitmennya itu.

“Ini dampak dari perjuangan hak-hak asasi manusia yang saya tunjukkan,” katanya.

“Ketika kita berjuang untuk masyarakat kecil, mereka mungkin melihat bahwa  orang ini yang bisa memperjuangkan kita,” lanjutnya.

Ia menambahkan, masyarakat muak dengan para pemimpin di Tapanuli Tengah.

Menurut mereka, pemimpin-pemimpin selama ini moralitasnya sangat rendah dan lebih mementingkan uang.

“Karena moralnya rendah akhirnya banyak yang masuk bui” imbuhnya.

Ia juga mengatakan, masyarakat yang mengusungnya saat ini bukan hanya dari Katolik, tetapi juga dari agama lain.


“Dari umat katolik sendiri, justeru banyak yang melarang. Yang mengusung kami dari berbagai latar belakang,” katanya. 

Sumber : disini

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger