Ada
pepatah di Indonesia ini yang mengatakan, "Kejarlah ilmu hingga ke
negeri China." Hal ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu itu, bahkan
jarak tidaklah masalah. Namun sayangnya, di Tiongkok sana malah para
pelajar Kristen dipersulit untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan
tinggi.
Para
pelajar Kristen anggota gereja rumah di wilayah Guizhou, Tiongkok
mendapat ancaman dari pejabat setempat bahwa jika mereka tidak berhenti
ke gereja, mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
"Peringatan
tersebut dikirimkan ke seluruh sekola di Huaqiu," demikian penjelasan
Mou, perwakilan dari lembaga hak asasi manusia China Aid. "Pihak
berwajib berniat untuk melakukan perbersihan atas kami (gereja rumah
-red) dan meminta kami untuk bergabung dengan gereja Tree-self (gereja
resmi pemerintah -red)."
Jemaat
gereja rumah juga mengalami berbagai tekanan dari pemerintah,
diantaranya adalah larangan membawa anak-anak ke gereja. Tindakan
pemerintah ini diduga karena pihak pemerintah dari Partai Komunis takut
dengan meningkatnya jumlah umat Kristen di negeri tirai bambu tersebut.
Mereka takut pengikut Kristus menjadi lebih banyak dibandingkan pengikut
partai tersebut.
Tiap-tiap
provinsi menghadapi tekanan yang berbeda-beda, mulai dari penurunan
lambang salib hingga penghancuran gereja bahkan penangkapan para
pendeta. Hingga saat ini diperkirakan ada ratusan pendeta yang ditahan
oleh pemerintah Tiongkok.
Menjadi
pengikut Kristus memang tidak mudah, ada harga yang harus dibayar
seperti yang dialami oleh umat percaya di Tiongkok ini. Walau demikian,
iman akan semakin kuat dan bertumbuh dalam tekanan, untuk mari beri
dukungan doa agar mereka terus bertekun dalam iman mereka dan semakin
banyak masyarakat Tiongkok yang diselamatkan.
sumber : disini
0 komentar:
Posting Komentar