Tampilkan postingan dengan label Katolik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Katolik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Oktober 2016

Doa Bapa Kami Dipanjatkan di Irak Rayakan Kekalahan ISIS di Kota Batella

- 0 komentar


BARTELLA, - Kendati keadaan belum aman sepenuhnya, beberapa orang Kristen Asyur telah berani pulang ke kampung halaman mereka di kota Bartella, sebuah kota di bagian utara Irak yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. 

ISIS telah kalah dan berhasil dihalau dari kota itu.

Mereka menegakkan kembali salib yang pernah dilenyapkan. 

Mereka memasuki ruang gereja yang berantakan dan memanjatkan Doa Bapa Kami, doa universal yang diajarkan Yesus kepada umat Kristen yang mengajarkan kepasrahan, pengharapan dan pengampunan.

Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS telah dua tahun mengendalikan kota itu. 

Tetapi sejak awal pekan ini, mereka digempur dan takluk kepada pasukan Irak yang didukung oleh koalisi pimpinan AS. ISIS praktis telah terhalau dari kota itu.

Ini mendatangkan sukacita bagi warga Kristen Asyur. Los Angeles Times menggambarkan sukacita itu lewat Hussam Matti, salah seorang penduduk Bartella, yang pulang dan merayakan kekalahan ISIS. 

Ia berlutut ke tanah, meraih dua genggam tanah dan menuangkannya di atas kepalanya. Itu cara dia merayakan telah kembalinya dirinya ke Bartella.

"Ini adalah bumi Bartella," teriaknya. "Ini tanah kami."

Pasukan pemerintah awal pekan ini merebut kembali kota Bartella, yang jaraknya delapan mil di sebelah timur Mosul. 

Namun sampai hari Sabtu, suara desing peluru dan pertempuran masih berlangsung. Kota ini merupakan jalur penting menuju Mosul, kubu utama terakhir ISIS.

Pertempuran juga masih terus berlangsung di Kirkuk, 100 mil di sebelah tenggara Mosul, di mana militan ISIS sebelumnya telah meluncurkan kontra-serangan besar. 

Para pejabat lokal mengatakan sedikitnya 80 orang tewas dalam operasi itu, sebagian besar aparat keamanan Kurdi, dan sekitar 170 luka-luka.

Mayat 56 gerilyawan ISIS telah diangkut dari kota itu, kata para pejabat setempat.

"Hampir semua teroris yang masuk Kirkuk telah dieliminasi, dan kami memiliki kontrol penuh, kecuali mungkin satu daerah di mana mereka sedang dpaksa akan keluar," kata Perdana Menteri Irak Haider Abadi setelah pertemuan di Baghdad dengan Menteri Pertahanan AS Ash Carter pada hari Sabtu.

Pulang ke Rumah adalah Perayaan

Dikuasainya Bartella dianggap sebagai langkah besar karena sebelumnya ini merupakan rintangan penting menuju Mosul. 

Dan bagi warga, kembali untuk pertama kalinya ke Bartella  sejak militan ISIS diusir pekan ini, merupakan perayaan.

Dulu mereka tidak pernah terpikir kota kecil berpenduduk 20.000 ini akan jatuh ke dalam cengkeraman ISIS. 

Tetapi dua tahun lalu ISIS memasuki kota dan mengumumkan kekhalifahan mereka.

Beberapa minggu setelah Mosul jatuh, warga Bartella masih berkumpul di kafe-kafe kecil minum kopi dan bermain domino. Mereka masih yakin bisa tinggal di kota itu. 

Lalu para jihadis ISIS menghancurkan semua ketentraman. Mereka menghabisi tentara pasukan Kurdi yang menjaga Bartella.

Para warga Kristen itu pun mengungsi.

Minggu ini, dalam kampanye untuk membebaskan Mosul, anggota pasukan elit Counter-Terrorism Services Irak menghalau militan ISIS dari Bartella. Itu merupakan pertempuran yang brutal.

Tembak-menembak terjadi di jalanan dan di berbagai front.

Pasukan Irak berhasil sepenuhnya merebut kembali kota Bartella, walau masih menghadapi perlawanan di beberapa kantong perlawanan.

Bagi Matti, meskipun masih berbahaya, tidak ada ketakutan untuk pulang, setelah dua tahun mengungsi ke Baghdad.

"Dalam dua tahun ini saya (serasa) mati. Sudah 32 tahun saya hidup -- saya akan melupakan mereka (ISIS). 

Sekarang saya lahir kembali," kata dia, didampingi beberapa anggota pasukannya, semuanya adalah milisi Kristen Kurdi.

Mereka membawa dua potong kayu untuk dijadikan berbentuk salib. Mereka membawanya ke puncak Mar Smony, gereja di sisi timur kota. 

Mereka mengangkat salib ke atas kubah gereja dan menghiasinya dengan bendera Irak. 

Salah seorang dari mereka, dengan sentuhan upacara, menyusun dekorasi kandang Natal yang ia dapatkan dari dalam ruangan gereja yang sudah hancur.

Para pejuang ISIS telah merubuhkan semua salib ketika mereka menyerbu kota itu dua tahun lalu.

"Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Menangis? Tertawa? Saya belum percaya ada di sini, " kata Khaled Shamoun, seorang milisi Kristen berusia 52 tahun, memandang salib ketika seorang prajurit membunyikan lonceng gereja terdekat.

Shamoun telah kembali dari Baghdad empat hari sebelumnya bersama dengan anaknya untuk bergabung dengan milisi Kristen lain di daerah itu. 

Ia sangat ingin pergi ke kampung halamannya Qaraqosh, sebuah kota Kristen Asyur terletak 20 mil sebelah tenggara Mosul, yang masih dikuasai ISIS.

Para milisi itu kemudian masuk ke dalam gereja di antara buku-buku doa yang hangus dan mimbar kayu yang porak-poranda. 

Mereka duduk di bangku di depan altar kuno gereja Mar Shmony. Serempak mereka memanjatkan Doa Bapa Kami.

Gereja yang berantakan itu mengingatkan mereka pada apa yang pernah hilang: Mar Shmony dulunya tempat yang elegan untuk beribadah. 

Ia kini hancur. Di beberapa tempat, ada tulisan-tulisan grafiti yang dipakai ISIS untuk menegaskan bahwa mereka menguasai properti itu.

Kemenangan yang Pahit

Bagi beberapa orang seperti Saher Shamoun, seorang tua yang datang untuk memeriksa rumahnya, kemenangan atas ISIS itu terasa pahit.

Dia menatap tumpukan batu dan baja, sisa-sisa dari rumahnya yang diruntuhkan. Rumah itu dia bangun dengan menabung dari gajinya sebagai pegawai pemerintah.

Meskipun ia telah mendengar dari teman dan melihat gambar satelit dari Google Earth yang menunjukkan bahwa rumahnya telah hancur, dia bersikeras datang untuk melihat sendiri.

"Ketika saya melihat itu hati saya terkatup," katanya. "Anak-anak saya tinggal dan menikah di sini, dan anak-anak mereka tinggal di sini." Dia mengatakan dia tidak memiliki uang untuk membangunnya kembali.

"Orang-orang akan datang dan kembali ke rumah mereka .... Apa yang akan saya lakukan, memasang tenda? "kata dia penuh ironi.

sumber : disini
[Continue reading...]

Kamis, 27 Oktober 2016

Siswa Kristen Dilarang Belajar Agama di Kelas

- 1 komentar

PEKANBARU  - Sejumlah siswa SMK Negeri 1 Peranap yang beragama Kristen mengaku diperlakukan diskriminasi oleh pihak sekolah terkait bidang studi Agama Kristen. 

Larangan proses belajar agama Kristen yang tidak diperbolehkan di dalam kelas sudah lama berlangsung. Berdasarkan informasi yang diperoleh larangan itu berasal dari para guru yang disetujui kepala sekolah. 

Kepala sekolah dan sejumlah guru disebut-sebut tidak mengijinkan proses belajar mengajar didalam kelas untuk bidang study agama Kristen. Hal itu diungkapkan oleh Devi Sianturi siswi kelas X SMK Negeri 1 Peranap, Senin (24/10). 

Hal senada juga dituturkan oleh Ika Silalahi siswi SMK Negeri 1 Peranap, Senin 24 (10/16) bahwa proses belajar mengajar pendidikan agama kristen tidak diperbolehkan di dalam kelas. 

"Kami tidak pernah belajar Agama Kristen Pak, untuk mendapatkan nilai agama Kristen kami selalu meminta dari gereja masing-masing, karena tidak ada pelajaran agama Kristen di sekolah," katanya. 

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Peranap, Fatoni, ketika dikonfirmasi di kantornya Senin (24/10), mengakui bahwa siswa yang beragama Kristen itu tidak diizinkan di ruang kelas. 

Menurutnya, larangan itu dikeluarkan karena  takut ada ancaman dari pihak-pihak yang intoleran. 

"Saya takut masyarakat di sini kan (daerah Peranap-red) mayoritas beragama Islam," ujarnya. 

Dikatakan, bahwa jumlah siswa Kristen di SMK Negeri Peranap mencapai 80 orang dan untuk mendapatkan nilai untuk rapor mereka, justru siswa sendiri yang harus berusaha dari pendeta masing-masing. 

Ditanya solusinya agar siswa itu punya guru Agama Kristen, kepala sekolah menjawab akan berkoordinasi dengan Komite sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten. 

"Inikan tidak bisa saya putuskan sekarang, harus ada prosedur untuk pengajuan guru agama Kristen," katanya.

sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 25 Oktober 2016

Hidayah mengenai Toleransi yang di dapet dari Kehidupan Umat Katolik di Flores

- 0 komentar

Saat aku masih kecil sering diceritakan oleh Ibuku tentang Indonesia yang beraneka ragam, baik bahasa, suku, agama dan warna kulit, oleh Ibuku sering disebut Bhinneka Tunggal Ika. 

Ibuku suka sekali bercerita, tentang sejarah, legenda dan tokoh-tokoh dunia, tapi yang paling aku sukai saat Ibu bercerita tentang agama. 

Bukan tentang surga atau neraka seperti yang sering disampaikan oleh guru agamaku di sekolah.

Tentang agama, Ibuku sering bercerita tentang kisah pengorbanan Yesus dan kelembutan hatinya, tentang dewa-dewa umat Hindu, kisah pencerahan sang Buddha, dan juga tentang akhlak nabi Muhammad yang sangat beliau kagumi. 


Kata Ibuku kala itu, semua agama mengajarkan kebaikan dan penuh kedamaian.

Saat aku duduk di kelas dua SD aku pernah bertanya kepada Ibu, “Bu, apakah orang Budha, Katolik, dan Hindu akan masuk surga?” Dijawab oleh Ibuku bahwa mereka semua juga akan masuk surga. 

Sayangnya jawaban seperti yang disampaikan oleh Ibuku tidak akan aku dapatkan lagi dalam ruang-ruang keluarga di Indonesia saat ini.

Saling curiga, sesat menyesatkan, mengkafirkan orang lain dan klaim agama yang paling benar lebih mendominasi kehidupan beragama kita hari ini. Andai Ibuku masih hidup tentu beliau akan bersedih.

Oh ya ada baiknya aku ceritakan terlebih dahulu latar belakang keluargaku. Ibuku dilahirkan dari keluarga dengan pemahaman agama yang sangat konservatif, keluarga Ibuku adalah pengikut organisasi keagamaan Lemkari atau yang saat ini dikenal dengan nama LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Organisasi ini dianggap sesat oleh sebagian kalangan umat Islam di Indonesia.

Sedangkan Bapakku seorang abangan tulen, beliau tidak akrab dengan ritual keagamaan. Tempat tinggal kami, merupakan basis Islam yang kaya akan tradisi keagamaannya, ada dua pesantren NU di dekat rumah kami. Aku tumbuh dengan warna-warni perbedaan.

Walaupun dibesarkan dalam keluarga konservatif, soal agama Ibuku sangat moderat. Kata Ibuku, perbedaan bukan menjadi sebuah halangan, termasuk dalam keyakinan beragama. Soal perbedaan keyakinan ini Ibu pernah bercerita tentang salah satu adik perempuannya yang menikah dengan orang yang beragama Katolik. Perbedaan keyakinan yang menjadi pertentangan keluarga saat itu, kata Ibuku bisa didamaikan dengan dialog terus menerus.

Soal pandangan politik, antara Ibu dengan Bapak juga bagai minyak dengan air, tidak akan bersatu. Sebagai seorang PNS saat Orde Baru berkuasa, Ibuku adalah kader Golkar. Suka atau tidak suka seluruh keluarga juga diwajibkan memilih Golkar. Tapi itu tidak berlaku buat Bapakku, beliau tidak sudi memilih Golkar.

Selama Orde Baru, beliau memilih golput. Tentang beda pilihan politik ini, Ibuku juga tidak pernah mempermasalahkannya walaupun risikonya sangat besar saat itu.

Di kemudian hari baru aku mengerti kenapa Bapak tidak sudi memilih Golkar dan memilih golput, buku Di Bawah Asap Pabrik Gula yang ditulis Hiroyosi Kano dan Frans Husken yang diterbitkan oleh Universitas Gadja Mada, membukakan mataku akan sejarah kelam dari keluarga Bapak.

Buku yang membahas hasil penelitian tentang masyarakat pesisir Jawa sepanjang abad 20 ini, salah satu babnya membahas konflik politik setelah tragedi 65. Diceritakan dalam bab tersebut bagaimana keluarga Bapak dibantai oleh gerombolan tentara dengan tuduhan sebagai antek PKI.

Menghargai perbedaan memang tidak mudah, baik agama maupun pandangan politik. Perbedaan agama misalnya seringkali menjadi sumbu pertikaian yang setiap saat bisa terbakar. Pun demikian soal tragedi 65, rekonsiliasi belum menjadi pilihan terbaik untuk mengakhiri konflik yang melelahkan anak bangsa ini. Untuk kedua masalah tersebut kedua orang tuaku lebih memilih jalan dialog untuk merangkul perbedaan.

Apakah dengan latar belakang keluargaku yang penuh perbedaan sudah cukup untuk mengenalkan aku tentang toleransi? Tentu saja tidak cukup. Pengalaman tinggal di Maumere Flores selama hampir lima tahun yang kemudian ‘mengkhatamkan’ aku tentang toleransi, ini pengalaman paling pribadi dan akan aku ceritakan dalam tulisan ini.

Tahun 2010 aku mendapatkan tugas untuk bekerja di Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Sikka. Aku tinggal di sebuah desa di pesisir utara 30 kilometer dari kota Maumere, Desa Reroroja namanya. Di Desa ini mayoritas penduduknya beragama Katolik, hanya sedikit saja yang muslim, biasanya pendatang dan orang dari suku Bajo.

Di desa ini orang Katolik dan Muslim hidup damai dalam perbedaan, tidak ada sejarah konflik antara keduanya. Dari tempat inilah aku mulai belajar tentang toleransi yang sesungguhnya.

Awalnya kekhawatiran tidak bisa diterima karena aku seorang muslim sempat terlintas dalam pikiranku, tapi semuanya sirna saat aku bertemu dengan mereka, keramahan dan kehangatan mereka begitu tulus menyambutku. Begitu pun ketika mereka tahu kalau aku seorang muslim mereka sangat menghormatiku. Misalnya saat aku berkunjung ke rumah-rumah mereka, tanpa diminta mereka selalu menyediakan tempat untuk salat.

Untuk tempat salat ini kadang aku sampai tidak enak sendiri, mereka memberikan alas kain tenun terbaik mereka untuk dijadikan sajadah padahal lantai rumahnya masih tanah.

Untuk makan pun mereka sangat hati-hati, mereka tahu kalau seorang muslim tidak makan daging babi dan anjing. Saat aku diundang ke acara pesta nikah atau acara sambut baru, menu khusus telah mereka siapkan berupa ayam dan ikan.

Biasanya sebelum ayam dimasak mereka mengundangku terlebih dahulu untuk menyembelih sendiri ayamnya. Tidak hanya dalam pesta, di hari-hari biasa pun saat mereka mengundangku makan bersama, mereka tidak akan menyediakan makanan yang dilarang oleh agamaku.

Saat acara makan bersama, yang paling aku sukai adalah saat mereka membaca doa, doanya, “Tuhan yang maha baik, terima kasih atas makanan yang telah Engkau sediakan ini, berkatilah makanan ini supaya menjadi sumber kesehatan bagi kami, berkatilah mereka yang telah menyiapkan makanan ini untuk kami, dan berkatilah pula orang-orang di luar sana yang masih kelaparan atau yang belum dapat menikmati makanan seperti ini, Terima kasih Tuhan, amin.

Jujur ketika pertama kali mendengar doa tersebut aku sampai menitikkan air mata, bukan karena kehangatan mereka dalam menjamuku, tapi karena ditengah kemiskinan yang mereka alami mereka masih mendoakan orang-orang yang kelaparan, yang belum bisa menikmati makanan seperti yang kami makan saat itu.

Acara makan bersama menjadi tempat kami untuk saling berbagi, tidak hanya makanan dan kebahagiaan tetapi juga berbagi doa, tanpa ragu mereka mempersilahkan aku untuk memimpin doa secara bergantian, tentu saja doa sesuai dengan keyakinanku.

Satu lagi peristiwa yang membuat aku menyakini bahwa toleransi tidak mengenal sekat-sekat keyakinan, saat salah satu tetanggaku meninggal dunia, namanya Mama Tini. Beliau seorang muslim yang dihormati di kalangan orang Bajo. Saat penguburan dilakukan beliau didoakan dalam doa dua agama, Islam dan Katolik. Tidak ada penolakan dari keluarga saat perwakilan tokoh agama Katolik memimpin doa dan memberikan khotbah penutup kepada almarhum.

Pengalaman tentang toleransi kemudian banyak aku dapatkan tidak hanya di Maumere, tetapi juga di daerah-daerah lain di Pulau Flores. Di Larantuka aku banyak belajar pada acara perayaan Semana Santa, di mana orang muslim membaur dengan orang Katolik untuk merayakan bersama pekan suci menyambut Paskah. Di Lembata, temanku yang Katolik rela bangun tengah malam hanya untuk menyiapkan makan sahur saat di bulan puasa.

Di Ende banyak aku temui dalam satu keluarga ada yang beragama Islam dan Katholik. Mereka begitu tulus menghormati perbedaan dan melakukannya dengan penuh kegembiraan. Bagiku Pulau Flores adalah kamus toleransi terlengkap yang ada di Indonesia bahkan di dunia.

Penghormatan umat Katolik di Pulau Flores terhadap perbedaan, mengingatkan aku pada cendekiawan Muhammad Abduh yang pernah mengatakan, “Ra’aitu al Islama duna al muslimin, wa ra’aitu al muslimin duna al-islam,” ya nilai-nilai Islami terlihat di tengah masyarakat nonmuslim, sementara umat Islam hidup tanpa nilai-nilai Islam.

Kondisi ini sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini, di mana daerah-daerah mayoritas muslim tidak ramah lagi dengan perbedaan, gerombolan intoleran tumbuh subur dan penguasa daerah berlomba-lomba menerbitkan peraturan untuk membungkam toleransi.

Toleransi tidak lahir dari khotbah di mimbar-mimbar tempat ibadah, forum diskusi, dan kebijakan penguasa, ia lahir dari sebuah tindakan, dan tindakan membutuhkan sebuah kejujuran. Umat Katolik di Flores telah membuktikan bahwa toleransi adalah sebuah tindakan bukan lagi perdebatan, apalagi hanya sekedar slogan semata.

Aku berharap di usia yang ke 71 tahun ini, Indonesia benar-benar merdeka. Tidak ada lagi penganut Syiah di Sampang menjadi pengungsi, tidak ada lagi perusakan Masjid Ahmadiyah, tidak ada lagi teror bagi penghayat kepercayaan, kemudahan mendirikan tempat ibadah apapun agamanya, dan juga tidak ada lagi pembubaran forum-forum diskusi.

Sebagai orang tua saat ini, tentu saja aku ingin mewariskan cerita dari Ibuku kepada anak-anakku bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian.


sumber: disini
[Continue reading...]

Jumat, 21 Oktober 2016

Raja Muslim dari Bahrain, menyumbangkan lahan untuk bangun Gereja

- 0 komentar

Hamad bin Isa al Khalifa, yang merupakan raja negara Bahrain menyumbangkan sebidang tanah untuk pembangunan gereja Koptik ke-2 di ibukota Manama, Bahrain. 

Hal ini disampaikan oleh imam Koptik Ortodoks, Pastor Royce George, yang menghadiri pelayanan pastoral di Bahrain.

Gedung gereja Koptik ini akan menjadi tempat ibadah bagi sekitar 1.500 keluarga Koptik yang tinggal di Bahrain dan Arab Saudi.

Sumbangan itu, katanya, merupakan realisasi dari ucapan Raja Hamad saat bertemu dengan Imam Royce di Mesir pada April 2016 silam. Sumbangan itu juga diakui sebagai dukungan untuk menciptakan ‘toleransi beragama’ yang semakin baik di Bahrain.

Tindakan menyumbangkan tanah ini bukan kali pertamanya dilakukan Raja Bahrain berkeyakinan Islam Sunni ini. 

Tahun 2013 lalu, dia juga telah menyumbangkan tanah seluas 9000 meter persegi untuk pembangunan Gereja Katolik di Kotamadya Awali.

Gereja Katolik yang dibangun tahun 2014 ini kemudian menjadi Katedral Katolik untuk kerajaan yang didedikasikan kepada istri raja Arabia.

Kendati begitu, tindakan kemurahan yang dilakukan Raja Hamad ini tetap dikritisi berbagai organisasi internasional. 

Mereka menuduh raja telah bertindak diskriminatif terhadap kaum mayoritas Syiah Bahrain.

Namun hingga berita ini diturunkan, tuduhan tersebut belum diketahui kebenarannya. Raja bahkan tidak memberikan klarifikasi terkait hal itu.

sumber: disini
[Continue reading...]

Jumat, 07 Oktober 2016

Berita mengenai pengusiran gadis miskin dari Gereja itu adalah Hoax, menurut Klarifikasi Romo

- 0 komentar

Pada Kamis, 6 Oktober 2016, media sosial diramaikan dengan pemberitaan tentang pengusiran seorang gadis, Martina Kolas yang ingin menerima Sakramen Komuni Pertama (Sambut Baru), oleh seorang pastor, di stasi Lirikelang-Sikka-NTT, pada Minggu 2 Oktober 2016. 

Menurut laporan serggapntt.com yang juga dipublikasikan oleh matakatolik.com, alasan pengusiran tersebut disebabkan oleh ibunda Martina, yakni mama Ertina Lodan masih memiliki tunggakan di Gereja Paroki Nita, Keuskupan Maumere, sebesar Rp634 ribu.

Pagi ini, Jumat 7/10/2016, Media MK.com, terus mencoba meminta klarifikasi  langsung soal kejadian ini  dengan Rm. Stef Labuan, via telepon dan SMS,  namun pastor yang bersangkutan belum mengangkat telepon dan membalas SMS dari Matakatolik.com untuk mengklarifikasi kejadian tersebut.

Namun, Media MK. Com, menghimpun informasi dari rekan imam  Rm. Stef Labuan, yang saat ini bertugas di Semeinari Tinggi St. Petrus Ritapiret- Keuskupan  Maumere yakni Rm, Ansel Liwu, Pr. terkait klarifikasi kejadian ini.

Rm. Ansel, dapat mengklarifikasi hal ini, karena sudah melakukan pembicaraan empat mata dengan Rm. Stef Labuan, kemarin Kamis, 6/10/2016.

Rm. Ansel, kepada media  MK.com, Jumat, 7/10/2016, menjelaskan bahwa pemberitaan yang dipublikasi oleh beberapa media online itu tidak seratus persen benar. 

”Rm Stef tidak mengusir anak tersebut, apalagi dengan alasan tunggakan keuangan Gereja. 

Peristiwa ini bukan pengusiran melainkan PEMBATALAN atau DITUNDA penerimaan komuni pertama/sambut baru untuk gadis kecil tersebut,” jelas Rm. Asel. 

Pembatalan jelanya, karena ada kesepakan umat (Gereja setempat) bahwa setipa calon penerima komuni pertama harus mengikuti katekese persiapan komuni pertama secara penuh. 

Namun, gadis tersebut tidak mengikuti katekese persiapan tersebut secara total/penuh. Hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya pembatalan tersebut.

sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 04 Oktober 2016

FJI Ancam Serbu Paroki Santo Yakobus Bantul, FJI apa lagi ya?

- 1 komentar

BANTUL - Pada hari Senin, 3 Oktober 2016 pukul 09.30 WIB, di Markas Front Jihad Islam (FJI) Jalan Bibis 43 Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah berkumpul sekitar 15 orang. 

Para laskar FJI berkumpul dalam rangka persiapan menyerbu Gereja Santo Yakobus Alfeus Dusun Kamijoro, Sendangsari, Pajangan Bantul. Laskar FJI menolak keberadaan Patung Wajah Kerahiman dan Taman Doa Santa Maria karena dituding menyebarkan kegiatan Kristenisasi.

Adapun kronologi peristiwa sebagai berikut :

1. Komandan DPP FJI Bantul Abdurahman atau Durrohman mengatakan:
a. FJI melakukan penolakan Patung Wajah Kerahiman dan Taman Doa Santa Maria dengan alasan pemasangan patung Kerahiman dengan ukuran 4x4 meter dan tinggi 6 meter serta pembuatan Taman Doa Santa Maria mengindikasikan Gereja Santo Yakobus Alfeus akan mengembangkan ajaran Kristenisasi di wilayah Pajangan.

b. Indikasi Kristenisasi terlihat saat peresmian Patung Wajah Kerahiman dan Taman Doa Santa Maria yakni pihak Gereja mengundang warga Muslim sekitar gereja yang tidak memiliki pengetahuan ajaran Islam yang kaffah sehingga mudah dipengaruhi. Ini yang menjadi keberatan FJI kenapa peresmian melibatkan warga Muslim yang tidak ada sangkut pautnya dengan gereja.

c. Kedatangan ke Gereja Santo Yakobus Alfeus adalah untuk mengklarifikasi dan menanyakan apa tujuan pihak Gereja mengundang umat Muslim sekitar Gereja untuk menghadiri peresmian tersebut.

2. Pukul 10.00 WIB, rombongan FJI meninggalkan markas menuju Balai Desa Sendangsari Pajangan untuk bertemu Lurah Sendangsari dan Kepala Dukuh Kamijoro untuk mengklarifikasi kegiatan peresmian Patung Wajah Kerahiman dan Taman Doa Santa Maria yang melibatkan umat Islam yang tidak terlalu paham akidah.

3. Pukul 10.28 WIB, di Balai Desa Sendangsari berlangsung Pertemuan FJI dengan Irwan (Lurah Sendangsari), isi laporan : 1) Ustadz Syaiful Bahri (LBH Alfard FJI) mengatakan :
a. FJI mengklarifikasi dan mempersalahkan kenapa acara gereja mengundang umat Islam dan menyatakan gereja sudah melakukan kesalahan karena orang yang sudah punya agama diundang dalam kegiatan agama lain, ini permasalahan akidah. 

Ini bukan masalah toleransi atau inkontoleransi tapi lebih kepada persoalan legal dan ilegal apakah sudah ada ijin dalam pembangunan Patung dan meminta pihak aparat desa untuk meninjau kembali pembangunan patung dan Taman Doa Santa Maria
b. FJI meminta aparat desa hanya sekedar klarifikasi dan tidak meminta pihak Gereja untuk mengurus ijin, karena dalam aturan harusnya ijin dulu baru dilakukan pembangunan. 

Tapi kalau sudah membangun baru ijin adalah bentuk pelanggaran hukum.

c. Meminta aparat Muspika segara melakukan klarifikasi agar masalah ini tidak berkembang ke arah tindakan anarkis dan aksi jihad karena umat Islam sudah dilecehkan.

d. FJI meminta aparat Muspika agar mempertemukan pihak FJI dengan Pendeta Gereja Santo Yakobus Alfeus agar permasalahan segera selesai karena permasalahan ini sangat sensitif.

2) Irwan (Lurah Sensangsari) mengatakan bahwa tidak tahu kalau ada umat Islam yang diundang dan terkait pembangunan Patung dan Taman Doa memang tidak ada ijin secara administrasi, kalau memang tidak sesuai prosedur maka akan saya tinjau kembali. 

Dan yang kita tahu patung tersebut sumbangan dari Warto (penduduk Bantul). Meminta FJI untuk memberi kesempatan kepada Muspika untuk bertemu pihak Gereja dan berjanji tidak akan mengarahkan pihak Gereja untuk mengurus ijin.

3) AKP Suyanto, S.H (Kapolsek Pajangan) mengatakan akan melakukan klarifikasi apakah sudah ada ijin atau belum, kalau memang belum akan kita koordinasikan dengan camat dan lurah. Meminta FJI untuk tidak melakukan langkah langkah di luar prosedural dan meminta FJI untuk tetap menjaga situasi tetap aman dan kondusif

4) Dra. Srikayatun ( Camat Pajangan ) mengatakan :

a. Bahwa sepengetahuan saya belum ada ijin dan kapasitas saya hanya menghadiri undangan dan tidak tahu itu patung wajah siapa.

b. Pihak kecamatan tidak tahu terkait aturan ijin pembuatan tugu atau patung

c. Pihak aparat pemerintah desa wajib hadir dalam rangka meningkatkan toleransi antar umat beragama.

5) Hasil kesepakatan, akan dilaksanakan pertemuan kembali pada hari Selasa, 4 Oktober 2016, pukul 10.00 WIB dengan agenda mempertemukan pihak FJI dengan pihak Gereja.

Pukul 11.30 WIB pertemuan selesai, FJI meninggalkan Balai Desa menuju Markas FJI dan tidak jadi mendatangi Gereja.

Pada hari minggu tanggal 2 oktober 2016 pukul 10.00-11.10 Wib bertempat di Gereja Santo Yakobus Alfeus Pajangan Bantul telah berlangsung acara pemberkatan dalam rangka peresmian Patung Wajah Kerahiman dan Taman Doa Santa Maria serta pesta nama wilayah Posari Gesikan ke 32, dihadiri sekitar 500 orang, antara lain : 

  1. Ir. Subiyanto Hadi, MM (Asisten 2 Bidang perekonomian dan pembangunan Kabupaten Bantul), 
  2. Iptu Muh Sugeng (Kanit Humas mewakili Kapolsek Pajangan), 
  3. Pelda Yohanes A Rasul Setiyawan (Bati TUUD Ramil Pajangan) 
  4. Dra. Srikayatun (Camat Pajangan), Irwan (Lurah Desa Sendangsari), 
  5. FX Suhanto, Pr (Romo Kepala Paroki Gereja Santo Yakobus Bantul), 
  6. Bonifasius Slamet (Ketua Dewan Paroki Gereja Santo Yakobus).

Front Jihad Islam (FJI) adalah organisasi kemasyarakatan Islam memiliki tujuan utama meningkatkan akhlakul karimah anggotanya khususnya dan mendorong upaya tatbiaqusyari'ah (penerapan syariat Islam) serta membangun kesadaran beragama Islam secara kaffah. 

Dalam mengimplementsaikan tujuannya, FJI berkomitmen terus berperan aktif dalam upaya meningkatkan, memperkokoh, mengawal, mengamankan tegaknya Syariah Islam baik di lingkungan internal anggotanya maupun di masyarakat pada umumnya. 

FJI senantiasa berprinsip amar ma'ruf nahi mungkar dan menjalankan kegiatannya secara persuasif namun tegas, sebagai manifestasi dari Islam yang rahmatan lilalamin atau rahmat bagi alam semesra. FJI memiliki semboyan yang sangat Islami “Hidup Mulia atau Mati Syahid”.

sumber: disini
[Continue reading...]

Senin, 03 Oktober 2016

Breaking NEWS: Basilika St Prassede di Roma Italy diserang sekelompok orang

- 1 komentar


Basilika St Prassede yang terletak dekat dengan Basilika Santa Maria Magiore diserang sekelompok orang dan menghancurkan semua patung yang ada di sana. 


Dari sekian orang pelaku, baru 1 orang tertangkap dan teridentifikasi sebagai orang keturunan Ghana.


Tadi malam individu non-Italia memasuki Basilika abad ke-9 dari Santa Prassede, hanya sekitar sudut dari Basilika Kepausan dari Saint Mary Major, pria lebih kuat mulai menghancurkan segala sesuatu yang ditemukan, terutama patung dan lilin, tepat sebelum sekelompok umat yang cukup takut.  


Dua patung kesalehan dari Saint Anthony dari Padua dan Saint Prassede rusak berat, penyerang tidak punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya karena ia menuju tempat kudus dan salib ketika polisi tiba.

Pagi ini dua serangan lebih lanjut terjadi di Basilika San Giovanni de 'Fiorentini, di Via Giulia, dan San Vitale, di Via Nazionale.  


Di sini patung, lilin, salib hancur, pelaku saat ini sempat mengakui bahwa itu tidak benar bahwa kita menyembah dengan cara ini.


sumber : disini
[Continue reading...]

Sabtu, 24 September 2016

Untuk dukung toleransi, tempat ibadah baik masjid atau Gereja di cat Kuning.

- 0 komentar


Masjid dan gereja di daerah kumuh ibu kota Kenya, Nairobi, dicat kuning sebagai bagian dari usaha untuk mempromosikan toleransi agama dan meningkatkan kesatuan.

Sampai sejauh ini dua gereja dan satu masjid sudah dicat, tetapi rencananya program ini akan diperluas di daerah Kibera dan seluruh bagian negara itu.

Para pemimpin keagamaan mengatakan kepada BBC bahwa kadang-kadang muncul perasaan buruk di antara penganut Kristen dan Islam di Kenya, dan mencat gedung keagamaan adalah cara warga untuk tetap saling bergaul.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kenya mengalami sejumlah aksi teror yang 'dianggap benar' menurut agama.

Pada permulaan bulan September, sebuah pengadilan Kenya memutuskan bahwa sekolah-sekolah Kristen tidak boleh melarang perempuan.

Muslim mengenakan jilbab sebagai bagian dari seragam mereka karena para penyelenggara pendidikan harus merangkul prinsip keberagaman dan nondiskriminasi.

Sekitar 11% penduduk Kenya adalah Muslim, sementara 83% memeluk agama Kristen.

Sebelumnya, sekolah-sekolah negeri sudah membolehkan penggunaan jilbab.

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 23 September 2016

Atas dalih Laporan Warga!, FPI Kepung Gereja Toraja di Cendrawasih

- 1 komentar

MAKASSAR - Aksi yang dilakukan sejumlah masyarakat Kompleks Patompo bersama Fornt Pembela Islam (FPI), diketahui terjadi untuk menghentikan pembangunan Gereja Toraja Jalan Cendrawasih III, Jumat (23/9/2016). 

Menurut Humas FPI, Arman Rahman, aksi yang dilakukan kali ini atas dasar penerimaan laporan dari warga Patompo yang menganggap, pembangunan Gereja ini tidak dilengkapi dengan IMB.

"Dua hari lalu, ada warga yang datang ke kantor untuk melapor terkait pembangunan gereja yang tidak dilengkapi dengan IMB.

Memang dulu waktu pembangunan walikota yang letakkan batu pertama tapi belum tentu ada izinnya," kata Arman sesaat lalu.

Ia menjelaskan, pihaknya terpaksa melakukan aksi lantaran warga kompleks Patompo menolak keras pembangunan Gereja Bunturannu, karena dianggap banyak jemaat yang tidak bermukim di Kompleks Patompo.

"Sudah tidak sesuai dengan jemaat yang bermukim di kawasan kompleks Patompo. 

Warga juga merasa tidak pernah mendatangi persetujuan pembanguan Gereja," jelasnya.

Untuk itu, mereka yang mengatasnamakan warga Patompo menolak pembangunan lantai tiga Gereja Toraja. 

Para warga pun sudah menyetujui pemberhentian pembangunan gereja.

Aksi yang berlangsung kurang lebih satu jam ini akhirnya berhenti setelah, kedua pihak dari FPI dan Pengelola Gereja melakukan negosiasi. 

Walaupun begitu, FPI masih akan melakukan aksi susulan apabila masih terdapat pembangun gereja.

sumber : disini
[Continue reading...]

Senin, 19 September 2016

Pelaku Pindahkan Sibori di Gereja Kleca Solo: Kondisi Kejiwaan Pelaku Labil

- 0 komentar

INILAH dugaan sementara tentang motif tersangka pelaku ‘pemindahan’ sibori dan piksis dari dalam tabernakel ke sebuah meja di depan tabernakel yang terjadi di Gereja St. Paulus Paroki Kleca di Solo (Surakarta), Jawa Tengah, Minggu dini hari sekitar pukul 01.20 WIB semalam. 

Pemicunya adalah kondisi kejiwaan tersangka pelaku yang tidak normal alias labil.

Demikian keterangan singkat Pastor Kepala Paroki Kleca Romo Agustinus Suwartana Susilo MSF menjawab Sesawi.Net melalui pesan singkat di jalur pribadi pada hari Minggu malam pukul 21.30 WIB.

baca juga : Maling Aneh masuk Gereja St. Paulus Paroki Kleca Solo

“Dugaan sementara tetang motivasi pelaku mengarah ke situ,” tandas pastor anggota Kongregasi Imam-imam Keluarga Kudus (MSF) Provinsi Jawa yang menerima tahbisan imamatnya di tahun 1995 ini.

Menurut Romo Susilo MSF –demikian panggilan akrabnya di kalangan teman-teman alumni Fakultas Teologi Wedhabakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mengenalnya– dugaan ke arah kondisi jiwa yang labil itu didukung oleh ‘kesan’ tingkat aksi pengrusakannya relatif ‘sederhana’.

Yang dilakukan hanya membuka pintu tabernakel, memindahkan sibori berisi hosti dan piksis berisi hosti besar ke meja di depan tabernakel. 

Lalu, mencoret-coret dinding dekat tabernakel di tembok sisi barat dengan kata-kata berbahasa Inggris dengan sedikit nada provokatif.

Menurut Romo Susilo MSF, kini polisi masih mengembangkan kasus ini.

Tentang jatidiri pelaku, Romo tidak bersedia berkomentar lebih jauh. Hanya saja dari KTP yang didapatkan pihak kepolisian, tersangka pelakunya berasal dari Madiun, Jawa Timur

sumber : disini
[Continue reading...]

Maling Aneh masuk Gereja St. Paulus Paroki Kleca Solo, Keluarkan Sibori dari Tabernakel

- 0 komentar

RILIS yang dibuat oleh Romo Ag. Suwartana Susilo MSF – Pastor Paroki Kleca di Solo, Jateng—menjelaskan terjadinya insiden gedung gereja dimasuki maling dengan tujuan yang tidak jelas. 

Namun beberapa hal yang tidak ‘pantas’ telah terjadi dalam insiden semalam.

Insiden gereja kemasukan maling itu terjadi pada hari Minggu menjelang dinihari tanggal 18 September 2016 sekitar pukul 01.30 WIB. Pencuri masuk gedung bagian dalam gereja dan melakukan beberapa aksi vandalistik.

Orang tak dikenal ini membuat tulisan-tulisan dalam bahasa Inggris di dinding tabernakel dan dinding tembok di sekitar tabernakel dengan spidol warna hitam.

Pencuri mengeluarkan satu sibori dan satu sibori ‘piksis’ (sibori khusus berisi hosti besar) dari ruang dalam tabernakel dan kemudian meletakkannya di meja di depan tabernakel.

Tabernakel kemudian dikunci lagi dan kuncinya dibawa pergi oleh maling anonim ini.

Sandal dan sepatu satpam gereja juga hilang.

Pada pukul 02.00 WIB, satpam melaporkan kasus insiden ini kepada pastor paroki yang tinggal di Pastoran Jajar. Para pastor tinggal di Jajar karena Pastoran Kleca masih dalam kondisi rehab.


bacajuga: pelaku insiden Gereja Paoki Kleco, teridentifikasi oleh aparat

Meski terjadi insiden pada Minggu jelang dinihari sebelumnya, perayaan ekaristi di Gereja Kleca pada pukul 05.30 dan 07.30 WIB berjalan tertib dan normal seperti biasa,

Romo Ag. Suwartana Susilo MSF tidak mengerti motivasi apa yang telah mendorong ‘pencuri’ anonim ini melakukan tindakan tidak pantas di wilayah altar sebuah gereja. 

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 16 September 2016

Phillip Mulryne, Lebih memilih keheningan dalan Kasih Allah dan meninggalkan Gemerlap Manchester United

- 0 komentar

JALAN hidup manusia sungguh tidak pernah dinyana-nyana.

Phillip Mulryne adalah mantan seorang pemain sepak bola profesional dengan markasnya di Stadion Old Trafford sebagai anggota Manchester United (MU). 

Namun pada tahun 2008 lalu di tengah gemilang karirnya di MU yang moncer, Phillip banting setir dan meninggalkan sepatu bolanya menuju Biara Dominikan di Irlandia Utara untuk menjadi imam (pastor).

Sebelum resmi menjadi anggota MU di Stadion Old Trafford di Manchester United (MU), Phillip lebih dulu menjadi anggota tim pemain nasional Irlandia Utara dengan posisi sebagai gelandang tengah.

Kiprah Phillips Mulryne di panggung MU berkilat saat ia berhasil melalukan gerakan hat-trick di sebuah laga pertandingan bola pada tahun 1998,  saat usianya baru ngancik umur 20 tahun. 

Namanya agak menor setelah bersama Jeff Whitley namanya dicoret dari daftar pemain saat babak kualifikasi melawan Azerbaijan dan England di tahun 2005.

Oleh manajer Lawrie Sanchez, kedua pemain itu ‘dikandangkan’ lantaran diketahui pulang larut lepas malam menjelang pagi, sesaat sebelum hari-hari pertandingan babak kualifikasi.


Kaul religius sebagai Dominikan

Pada hari Kamis tanggal 15 September 2016 ini, Phillip Mulryne resmi mengucapkan kaulnya sebagai anggota Ordo Pengkotbah Pengikut Santo Dominikus (Dominikan). 

Itu terjadi setelah Phillip Mulryne baru saja menyelesaikan babak formatio awalnya sebagai anggota Dominikan di Novisiat Dominikan di Galway di bawah naungan mentor Pastor Denis Murphy.

Phillip mengucapkan kaulnya sebagai anggota Dominikan di Biara St. Saviour di Dublin, Irlandia Utara, dalam sebuah misa sederhana.  

Pelaksanaan kaul itu sendiri dilakukan dengan cara bertelungkup di lantai sembari memohon kerahiman Tuhan dan pemimpin biara lokal untuk kemudian dilakukan penumpangan tangan di kening Phillip Mulryne sebagai tanda diterimanya dia sebagai anggota resmi Ordo Pengkotbah pengikut Santo Dominikus.

Dengan demikian akan terhampar jalan panjang bagi Phillip Mulryne untuk mencapai cita-citanya sebagai imam Dominikan dengan kewajiban harus menjalani studi filsafat dan teologi sebagaimana lazimnya seorang calon imam pada umumnya.

Ordo Dominikan berdiri sejak tahun 1216 atas prakarsa St. Dominikus de Guzman, seorang rahib dari Spanyol.

sumber : disini


[Continue reading...]

Kamis, 15 September 2016

Paus: Pastor Hamel adalah Martir Menuju Gelar Santo

- 0 komentar



VATIKAN, Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, menyebut Pastor Jacques Hamel, yang tewas akibat serangan teroris berpisau di Perancis Juli lalu, adalah seorang martir.

Tak hanya itu, Paus pun menyebut Hamel telah membuka jalan untuk menjadi santo.

Pernyataan ini diungkapkan Paus dalam misa khusus bagi para peziarah dari daerah Rouen, Perancis.

Di wilayah itulah dua teroris menyerbu ke gereja di Saint-Étienne-du-Rouvray, dan lalu membunuh pastor berusia 85 tahun itu.
 
"Tuhan menerima kemartirannya di atas altar Kristus," kata Paus, di kapel tempat dia tinggal di Vatikan, Rabu (14/9/2016).

"Dia memberikan nyawanya untuk kita, dengan tidak menyangkal Yesus," kata Paus dalam bahasa Italia, seperti diberitakan Reuters.

"Dia adalah martir, dan martir masuk dalam beatifikasi," kata dia.

Martir adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian".

Kata ini umumnya dipakai untuk orang-orang yang berkorban, sering kali sampai mati, demi kepercayaannya.

Sementara itu, beatifikasi dalam Gereja Katolik adalah deklarasi oleh Paus bahwa orang mati dalam keadaan bahagia, dan membuka langkah untuk kanonisasi.

Kanonisasi merupakan sebuah proses yang membuktian bahwa kandidat telah menjalani kehidupan dengan kebajikan heroik (heroic virtues) sehingga layak untuk dinyatakan sebagai santo.  

Biasanya, sebuah keajaiban diperlukan sebelum seorang ditetapkan sebagai santo.

Namun, persyaratan itu bisa dikesampingkan jika orang itu terbukti meninggal sebagai martir.

Gereja Katolik menganugerahkan gelar kesucian kepada orang-orang yang dianggap begitu suci selama hidup. 

Mereka diyakini telah bersama dengan Allah, dan bisa memohon kepada Allah untuk melakukan mukjizat.

Dalam khotbahnya kali ini, Paus pun meminta kepada semua agama untuk menyerukan bahwa pembunuhan yang mengatasnamakan agama adalah perbuatan setan. 

Diberitakan sebelumnya, Hamel dibunuh oleh dua warga Perancis, yang menjadi aksi pertama teroris menyerang gereja di wilayah Eropa barat.

Aksi teror ini terjadi 12 hari setelah aksi seorang warga Tunisia yang mengaku tergabung dalam kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Nice.

Dia menabrakkan truk yang dikemudikannya ke kerumunan massa dan menewaskan 84 orang. Warga yang menjadi korban sedang berkumpul dalam malam perayaan Bastille Day.

sumber: disini
[Continue reading...]

Rabu, 14 September 2016

Sekitar 2 Dekade lagi ada pertumbuhan 400 Juta Orang Kristen di Cina!

- 0 komentar


Pada bulan September 2013 lalu, misi Protestan di Cina genap berumur 206 tahun. Menurut perkiraan beberapa lembaga misi, jumlah umat Kristen Protestan saat ini sudah mencapai sekitar 160 juta jiwa. 

Berkembang 100 kali lipat lebih sejak tahun 1949. Jumlah ini masih akan bekembang tiga kali lipat di generasi berikutnya. 

Dua dekade lagi populasi Kristen Protestan bisa mencapai 400 juta jiwa. Ini sungguh suatu mujizat dan memperlihatkan bahwa di Cina saat ini sedang terjadi gelombang kebangunan rohani yang besar. 

Sedang terjadi perubahan transformatif sebagai hasil salib. Ini adalah momentum emas, renesans Kristen untuk Cina. Saat ini, Kristen Protestan merupakan agama yang paling cepat pertumbuhannya di Cina. 

Cina merupakan satu-satunya ladang misi yang paling berbuah di dunia. Cina akan menjadi tulang punggung dan pusat agama Kristen menggantikan AS dan Eropa. Hal ini karena semangat  misi orang Cina sangat kuat sekali 

Kekristenan akan menjadi salah satu kekuatan besar pembentuk kebudayaan Cina dan Asia. 

Walaupun populasinya belum menjadi mayoritas, akan tetapi dengan populasi 160 juta yang yang antusias bagi Kristus, pengaruh gereja pada masyarakat Cina semakin besar dalam dunia politik, budaya, bisnis, dan media.Mantan Presiden Cina, Hu Jintao pun mengakui bahwa masa depan Cina akan sangat ditentukan oleh Kekristenan. Disamping itu, perkembangan orang Cina Kristen di perantauan (luar negeri) juga luar biasa.

Perkembangan jaringan komunitas-komunitas Cina di seluruh dunia akan membuat kekristenan Cina memainkan peran global yang besar dalam dinamika geopolitik dan demografis dunia. 

Jaringan Cina Kristen akan menjadi komando dan penggerak ekspansi misi global.

Revolusi Kebudayaan telah mengecewakan masyarakat Cina.Indoktrinasi (cuci otak) ajaran komunisme/atheisme yang materialistis telah membuat orang Cina menjadi sangat egoistis, korup dan asusila.

Ajaran Komunis telah membuat orang Cina “kehilangan jiwanya”. Sehingga kondisi ini juga membuat mereka sangat haus akan hal-hal rohani. Selama 200 tahun lebih kekristenan menyesuaikan diri dengan realitas masyarakat setempat. 

Dengan banyaknya pemimpin-pemimpin pribumi, literatur Kristen yang kontekstual, pertumbuhan gereja yang cepat/dramatis, distribusi geografis, banyaknya jumlah orang Kristen, pengaruh sosial, perkembangan kemandiriannya dan status resminya, -saat ini agama Kristen tidak lagi dipandang sebagai agama yang diimpor dari Barat, tetapi sebagai agama orang Cina. 

Saat ini kalau di Barat kekristenan sudah diasosiasikan sebagai agama tradisional, sebaliknya di Cina kekristenan dianggap sebagai agama modern, bisnis dan sains.

Dekadensi moral, keserakahan dan korupsi sedang merajalela di Cina. Orang Cina dan banyak orang dalam pemerintahan, bahkan ilmuwan-ilmuwan sosial percaya bahwa nilai-nilai Kekristenan merupakan sumber, harapan dan solusi terbaik untuk membangun moralitas masyarakat. 

Pemimpin-pemimpin pemerintah Cina sadar bahwa mereka memerlukan etos kerja yang kuat, kasih akan sesama, disiplin diri dan kepercayaan (integritas) sebagai mesin akselerator dan dinamisator pertumbuhan ekonomi bangsa agar bisa booming terus. 

Pemerintah Cina melihat bahwa kekristenan Protestanlah yang paling berjasa dalam memajukan sistim pendidikan dan kebudayaan Cina modern, melalui institusi-institusi pendidikan dan sosial yang mereka bangun. 

Moralitas Kristen diperlukan untuk menjamin stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi Cina. Jadi mereka melihat bahwa sama seperti kesuksesan Eropa Barat dan Amerika Serikat karena ditopang kekristenan, Cina pun juga akan maju apabila ditopang oleh fondasi kekristenan yang kuat.

Kemunduran ekonomi AS dan Eropa, di mata orang Cina Kristen disebabkan karena kemerosotan iman orang Kristen dan sekularisme. 

Karena itu, orang Cina berharap dengan memeluk Kristen dan belajar dari sukses masa lalu dan kegagalan AS dan Eropa saat ini, mereka akan bisa lebih makmur di masa yang akan datang. 

Mereka percaya Cina akan bisa menjadi lebih hebat kalau dibangun diatas Kristus dan kekristenan yang Injili.

Walaupun kebebasan beragama saat ini dijamin konstitusi, namun lebih banyak umat Kristen  lebih senang bergabung dengan Gereja/Persekutuan bawah tanah, karena lebih bebas kotbah dan ibadahnya, lebih mandiri  dan tidak diawasi oleh Partai Komunis. 

Partai Komunis memang membiarkan kekristenan berkembang lagi, karena mempertimbangkan faktor manfaat ekonomis dan sosialnya, namun mereka masih ingin mengawasi dan mengontrol orang-orang Kristen, dengan menentukan tempat dan jadwal ibadah dan apa isi kotbahnya.

Gereja-gereja rumah (bawah tanah) Protestan sebenarnya tetap ditolerir asal mereka menghindari konfrontasi dengan pemerintah dan jemaat mereka tidak lebih dari 25 orang (Karena kalau berkumpul lebih dari 25 orang harus mendapat izin dari pemerintah). 

Partai Komunis mengatur agar Gereja rumah tetap kecil supaya mereka tidak berkembang sehingga bisa membahayakan kekuasaan partai lokal. 

Akan tetapi, justru kebijakan pemerintah Komunis ini yang membuat gereja-gereja rumah semakin bertumbah bak jamur di musim hujan. Karena begitu berkembang, mereka akan membuka cabang-cabang baru.

Partai Komunis sadar, kalau mereka terlalu menekan kekristenan akan timbul perlawanan terorganisir. Akan tetapi kalau terlalu bebas bisa mempengaruhi kepemimpinan mereka. 

Mereka sadar bahwa Gereja sangat berperan dalam peristiwa-peristiwa yang mendorong pada keruntuhan Tembok Berlin dan kemajuan demokrasi di Eropa Timur. 

Mereka sadar bahwa usaha-usaha untuk menjatuhkan komunisme di Uni Soviet sebagian besar dilakukan oleh orang-orang Krsiten. Pemerintah Cina juga tahu bahwa 30% orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi pemberontakan Tiananmen pada tahun 1989 adalah aktifis-aktifis Kristen.

Di Cina, ada satu Gereja yang memiliki 100.000 cabang, -rata-rata 1 gereja memiliki 50 orang. Maka jumlah anggota gereja ini 5 juta orang lebih. 

Meskipun mengalami perkembangan yang pesat, tetapi kualitas, pelayanan dan kekuatan orang Kristen di Cina masih kurang. Masih harus belajar dari Korea Selatan, misalnya. 

Salah satu problem Gereja di Cina saat ini adalah minimnya pemimpin yang terdidik dan terlatih secara akademis (khususnya di Gereja-gereja bawah tanah). 

Puji Tuhan, sudah mulai banyak yayasan-yayasan dan seminari yang berjuang untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin gereja yang berkualitas.

Gereja-gereja bawah tanah merupakan tempat beribadah satu-satunya selama penganiayaan pada masa Revolusi Kebudayaan.

Gereja Cina saat ini merupakan cermin masyarakat Cina saat ini, sedang mengalami transformasi yang begitu cepat dan besar. Ada lima tren yang akan membuat Gereja Cina terlibat dalam misi dunia, yaitu 

Pertama
Urbanisasi. Pada saat Mao Zedong mati, 79 % orang Cina adalah petani. 

Tetapi pada tahun 2015 nanti lebih dari separuh penduduk Cina akan tinggal di kota-kota besar. 

Dengan terjadinya perubahan dalam lingkungan sosial, gereja gereja desa akan menjadi semakin modern, mempromosikan hubungan antara desa-desa petani dan kota-kota besar. 

Banyak pekerja migran yang tertarik kepada kekristenan dan bergabung dengan gereja-gereja rumah. Pekerja migran biasanya merupakan korban diskriminasi dan dianggap warga Negara kelas dua. 

Di gereja rumah mereka sangat disambut.  

Kedua
Berkembangnya Kelas Menengah.  Mayoritas orang Cina saat ini adalah kelas menengah, yang tidak bekerja lagi secara manual, tetapi lebih kepada kemampuan otak. Jumlah pengguna handphone dan internet terbanyak di dunia adalah orang Cina. 

Ini membuat mereka semakin terbuka kepada dunia luar dan Injil. Gereja di Cina saat ini penuh oleh kalangan kelas menengah dan kerah putih.  

Ketiga
Ledakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Tuhan pasti sangat mengasihi Cina, sehingga Dia menciptakan begitu banyak orang Cina. 

Setiap minggu ada 3 juta orang lahir di Cina. Cina saat ini sangat aktif berinvestasi di Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. 

Bahkan ekonomi Eropa saat ini bergantung pada bantuan Cina.  

Keempat 
Kebangunan rohani. Meskipun Cina tidak punya pendeta-pendeta kebangunan rohani Protestan yang besar-besar seperti  Jonathan Edward, Charles Spurgeon, George Whitefield dan Wesley bersaudara, Cina saat ini sedang mengalami gelombang kebangunan rohani yang massif.  

Kelima
orang Cina memiliki semangat berpetualang ke seluruh dunia, seperti AS dan Inggris dulu, yang mempunyai jiwa untuk mengubah dan menaklukkan dunia. Sekarang adalah giliran Cina. 

Ada banyak pengusaha Cina Kristen, khususnya dari Wenzhou, yang dikenal sebagai “Yerusalem”nya Cina, yang aktif mendukung pembangunan gereja lokal secara finansial. 

Mereka membangun gereja-gereja besar dan ini membuat pertumbuhan orang Kristen semakin cepat. Kelima faktor/tren itu yang juga membuat AS dan Inggris berkontribusi pada misi dunia dulu.

Gereja di Cina saat ini sedang mempersiapkan diri untuk terlibat aktif dalam transformasi misi dunia dan menjadi kekuatan misi terbesar di dunia. 

Mereka begitu antusias memberitakan Injil dan ingin membangun masyarakat Cina dengan nilai-nilai Injil. Karena mereka sangat yakin Injil membawa kemerdekaan, pembebasan dan kesejahteraan.

sumber : diswini
[Continue reading...]

97 Laporan dari Komnas HAM, Soal Pembangunan Rumah Ibadah

- 0 komentar


Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Imdadun Rahmat mengatakan pihaknya sedang menangani 97 pengaduan soal pembangunan tempat ibadah. 

Menurut dia, pengaduan terbanyak berkaitan dengan pembangunan gereja Kristen, Katolik, dan masjid.

Imdadun berujar banyaknya pengaduan menunjukkan bahwa sikap toleransi dalam beragama masih menjadi barang mewah di Indonesia. 


"Kelas kita masih sampai di situ, belum mampu merayakan perbedaan," kata Imdadun di Gereja Santa Anna, Sabtu, 10 September 2016.

Imdadun menganggap belum semua umat beragama menghargai, menghayati, dan menghormati perbedaan. 


Sehingga, kata dia, masalah rumah ibadah sering dijadikan alasan bagi kelompok mayoritas untuk menindas minoritas. 

"Kalau ada rumah ibadah yang berbeda seolah-olah ada ancaman besar, akan membuat dia masuk neraka," ujarnya.

Imdadun juga menganggap saat ini sebagian umat beragama mengalami kecenderungan hanya mau menerima yang sama dengan dirinya atau hemofilia. 


Padahal, kata dia, umat beragama memiliki kewajiban memajukan kemanusiaan. 

"Kalau tidak dikikis, kita tidak akan siap bertoleransi," katanya.
Imdadun menuturkan Indonesia  menghadapi tantangan berat dalam membangun toleransi. 


Sebab realitasnya Indonesia adalah negara yang dihuni beragam suku, agama, ras, dan golongan. 

"Intoleransi tidak boleh dibiarkan dan harus jadi perhatian," kata Imdadun.

Imdadun mengimbuhkan, setiap orang memiliki kebebasan memilih aliran kepercayaan dan mahzab kepercayaannya. 


"Memilih ada dalam iman, dalam pikiran, dan dalam hati. 

Dia tidak boleh diatur, karena tanpa diatur iman dalam hati tidak akan mengganggu orang banyak.

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 09 September 2016

Paska Kasus Penyerangan Misa Arwah, Polresta Solo Akan Tindak Tegas Intoleransi Beragama

- 0 komentar


         ilustrasi Aksi Masa 

SOLO -Guna mengantisipasi kasus yang terjadi di Kelurahan Penumping, Kepolisian Resort Kota (Polresta) Surakarta akan meningkatkan koordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota (Wakapolresta) Surakarta, AKBP Hariadi, saat ditemui di Mapolresta Surakarta, Jumat (9/9/2016).

"Tentu kita akan meningkatkan koordinasi dengan FKUB," katanya.

Menurut Hariadi, kebebasan melaksanakan ibadah telah diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Masyarakat bebas melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.

Sedang masyarakat lainnya harus saling menghormati dan menghargai.

"Kalau dia melarang itu namanya intoleransi, itu akan kita tindak tegas," tegas Hariadi.
"Tidak ada ceritanya polisi tidak menindak intoleransi," terangnya.

Pihaknya mengimbau agar kegiatan agama yang dilakukan di luar tempat ibadah untuk dikoordinasikan ke Polsek terdekat maupun Polresta.

"Nanti kita jamin keamanannya," terangnya.

Sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari pelaku pembubaran misa arwah yang terjadi di Pendapa Kelurahan Penumping.

Disamping itu polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi. 

sumber : disini

[Continue reading...]

Selasa, 06 September 2016

"JANGAN SAMPAI HIDUPMU BERAKHIR DENGAN KE-SIA-SIAAN"

- 0 komentar


"JANGAN SAMPAI HIDUPMU BERAKHIR DENGAN KE-SIA-SIAAN"
•••••••

~ Seorang bapak berusia 65 tahunan duduk sendiri disebuah lounge bandara, menunggu pesawat yang ke Jogja.

Kami duduk bersebelahan, ia menyapa saya
“Dik hendak ke Jogja juga?”
“Ya saya ke Jogja pak, bapak ke Jogja?”
“Iya”
“Bapak sendiri?”
“Iya”, senyumnya datar, sambil menghela napas panjang
“Dik kerja dimana?”
“Saya serabutan,Pak”
sahut saya sekenanya.
“Serabutan tapi mapan, ya?” Ia tersenyum “Kalau saya mapan tetapi jiwanya serabutan”
Saya tertegun
“Kok begitu,Pak?”

Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun yang lalu.
Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar.
Yang sulung sudah mapan bekerja di Amsterdam.

Disebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. Yang bungsu, masih kuliah S2 di USA.

Ketika ia berkisah tentang rumahnya yang mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yang hanya dihuni olehnya seorang,

dikawani seorang satpam, 2 orang pembantu dan seorang sopir pribadinya, ia menyeka air matanya.

“Dik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya, semua yang saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. 

Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi.

Tetapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yang selalu memburu uang, uang, dan uang, sampai lalai mendidik anak-anak saya tentang nilai-nilai yang luhur.

Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat menjelang meninggalnya istri saya karena sakit kanker rahim yang dideritanya, anak kami yang sulung hanya berkirim SMS bahwa ia tidak bisa pulang mendampingi akhir hayat mamanya karena sibuk, harus meeting dengan koleganya dari Swedia.

Sementara anak bungsu saya juga mengabari via WA bahwa ia sedang mid-test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang juga”.

“Bapak, bapak yang sabar ya”.

Karena tidak ada kalimat lain yang bisa saya ucapkan selain itu.Ia tersenyum kecut

“Sabar..sudah saya jadikan lautan terdalam dan terluas untuk membuang segala sesal saya dik.."

Meski terlambat, saya telah menginsafi satu hal yang paling berharga dalam hidup saya, yakni "sangkan paraning dumadi"

Bukan materi sebanyak apapun, tetapi, dari mana dan hendak kemana kita akhirnya..

Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita akan kembali.
Di luar itu, semua semu dan sia-sia.

~ Sama seperti apa yang dikatakan Salomo diakhir hidupnya di luar Tuhan.
(Pengkb.2:11)

Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yang merana di masa tuanya..”

Ia menepuk bahu saya saya, tiba-tiba teringat ayah saya. Spontan saya memeluk bapak tersebut..tak sadar menetes airmata..bapak tua tersebut juga meneteskan airmata..

Semua manusia hanya sedang menunggu "giliran" saja.
Manusia sama sekali tiada nilainya tanpa Tuhan.

Mari kita memohon kepada Tuhan untuk membimbing kita agar tidak tersesat dalam menjalani hidup ini, sebab di luar Tuhan, semuanya semu dan kesia-siaan.
(Kol.1:16)

karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan
dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana,
maupun kerajaan,
baik pemerintah,
maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan "oleh" Dia
dan "untuk" Dia.

"MANUSIA HANYA "COCOK" BUAT KEPENTINGAN TUHAN
(Bukan untuk "dunia" ini).
(Ef.5:15-17)

Karena itu, perhatikanlah dengan seksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

♡ Salam Kasih

[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger