Tampilkan postingan dengan label Provokasi Global. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Provokasi Global. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Oktober 2016

Breaking NEWS: Basilika St Prassede di Roma Italy diserang sekelompok orang

- 1 komentar


Basilika St Prassede yang terletak dekat dengan Basilika Santa Maria Magiore diserang sekelompok orang dan menghancurkan semua patung yang ada di sana. 


Dari sekian orang pelaku, baru 1 orang tertangkap dan teridentifikasi sebagai orang keturunan Ghana.


Tadi malam individu non-Italia memasuki Basilika abad ke-9 dari Santa Prassede, hanya sekitar sudut dari Basilika Kepausan dari Saint Mary Major, pria lebih kuat mulai menghancurkan segala sesuatu yang ditemukan, terutama patung dan lilin, tepat sebelum sekelompok umat yang cukup takut.  


Dua patung kesalehan dari Saint Anthony dari Padua dan Saint Prassede rusak berat, penyerang tidak punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya karena ia menuju tempat kudus dan salib ketika polisi tiba.

Pagi ini dua serangan lebih lanjut terjadi di Basilika San Giovanni de 'Fiorentini, di Via Giulia, dan San Vitale, di Via Nazionale.  


Di sini patung, lilin, salib hancur, pelaku saat ini sempat mengakui bahwa itu tidak benar bahwa kita menyembah dengan cara ini.


sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 13 September 2016

Kasus penembakan Klab Malam berimbas sampai sekrang, sebuah Masjid penyerang kelab malam Orlando dibakar?

- 0 komentar

Pemerintah negara bagian Florida, Amerika Serikat, sedang menyelidiki kemungkinan serangan pembakaran terhadap masjid yang didatangi terduga pelaku penembakan klab malam Orlando pada bulan Juni.

Kantor polisi setempat, Sherif Wilayah St Lucie, menyatakan video pengamatan memperlihatkan seseorang mendekati Pusat Umat Islam di Fort Pierce beberapa waktu sebelum terjadi kebakaran, Senin 12 September dini hari waktu setempat.

Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api dan belum didapat keterangan tentang seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Omar Mateen menembak klab malam Pulse pada tanggal 12 Juni, menewaskan 49 orang dan melukai lebih 50 orang lainnya.
 
Ini bukan pertama kalinya masjid di Amerika Serikat menghadapi masalah sejak serangan Orlando tersebut.

Beberapa minggu setelah penembakan, seorang pria dipukuli di luar masjid, kata Sherif Ken J. Mascara.

Sementara itu Dewan Hubungan Amerika-Islam menyatakan ada seorang pria di truk yang berhenti di luar masjid dan melontarkan beberapa ejekan, antara lain, "Anda Muslim perlu kembali ke negara Anda."

sumber : disini
[Continue reading...]

Minggu, 04 September 2016

Gereja Anglikan Inggris diserukan terima padri LGBT

- 0 komentar

Empat belas padri Gereja Inggris yang menikah sesama jenis meminta para uskup untuk meningkatkan upaya membuka kehidupan gereja pada kaum LGBT.

Dalam sebuah surat yang dimuat Sunday Times, mereka mengatakan menginginkan diizinkannya pasangan gay menikah di Gereja.

Sejumlah padri yang menandatangani surat itu untuk pertama kalinya mengungkapkan kepada umum bahwa mereka gay dan sudah menikah.

Surat itu ditulis menyusul pengakuan Uskup Nicholas Chamberlain hari Jumat bahwa dia adalah seorang gay dan menjalin sebuah hubungan kendati hidup berselibat.

baca juga : Keputusan Muktamar Gereja Katolik tolak pernikahan gay

Kaum padri itu mengatakan, para uskup harus berani dan mendorong kaum gay untuk 'merayakan tanpa rasa takut dan dalam keterbukaan,' meskipun mereka mengatakan bahwa sekarang belum waktunya untuk mengubah pemahaman resmi gereja tentang pernikahan.

Surat itu berbunyi: "Tetapi banyak paroki kami telah mengambil langkah itu dan sekarang saatnya untuk menghormati keragaman teologi yang ada dalam Gereja sekarang ini dan bahwa ada lebih dari satu pemahaman tentang bagaimana seorang Kristen yang saleh mengimani isu-isu ini.

Uskup Chamberlain mengungkapkan bahwa dia adalah seorang gay dalam sebuah wawancara dengan The Guardian. Dalam wawancara itu dia mengatakan dia tetap mematuhi pedoman Gereja, yang mengharuskan pendeta untuk tetap selibat.

Menanggapi pengakuan itu, kelompok Anglikan yang konservatif, Gafcon mengatakan, penunjukkan seorang pria gay sebagai uskup Grantham merupakan 'sebuah kekeliruan besar.'

Uskup Chamberlain ditahbiskan tahun lalu oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby - yang mengatakan bahwa ia sudah tahu tentang seksualitas Chamberlain.

Dalam ucapannya bulan Januari lalu, Uskup Agung Canterbury meminta maaf atas 'penderitaan dan rasa sakit' yang disebabkan oleh Gereja Anglikan terhadap komunitas LGBT.

Di lain pihak, 72 anggota sinoda umum yang tradisionalis justru menyurati para uskup untuk 'mematuhi ajaran Alkitab tentang seksualitas. 

sumber : disini

[Continue reading...]

Abu Sayyaf: Serangan Akan Berhenti Jika Duterte yang Kristen menjadi Mualaf,

- 1 komentar

Jakarta, Abu Sayyaf mengklaim bahwa dalang di balik serangan bom yang merenggut 14 nyawa dan melukai 71 orang di Davao City pada Jumat (2/9) adalah kelompok sekutu mereka, Daulut Ul Islamiya. Mereka mengancam tidak akan berhenti hingga Presiden Duterte pindah agama menjadi Islam.

"(Serangan akan berhenti) jika Duterte menerima hadis kami menjadi hukumnya dan dia pindah agama menjadi Islam," kata ujar Muammar Askali, juru bicara dari Al Haraktul Al Islamiya, nama resmi Abu Sayyaf, seperti dikutip Inquirer, Sabtu (3/9).


Askali mengatakan bahwa Daulut Ul Islamiya melancarkan serangan ini sebagai bentuk simpati terhadap Abu Sayyaf.

"Mereka melakukan ini sebagai bentuk simpati terhadap kelompok kami dan kami mengirimkan satu pesan kepada Presiden Rodrigo Duterte bahwa semua Daulat di seluruh negara tidak takut kepadanya," ucapnya.

Ia kemudian mengatakan bahwa insiden di kampung halaman Duterte ini hanya sebuah awal yang akan diikuti dengan serangan-serangan serupa. Serangan ini akan terus dilakukan selama militer Filipina masih menggempur Abu Sayyaf di markas mereka, Pulau Jolo.

"Kami mungkin sulit memanggil pasukan, tapi kami masih dapat melukai tentara," tutur Askali menggambarkan situasi di Sulu sekarang ini.

Sejak Duterte memerintahkan militer menghancurkan Abu Sayyaf di sekitar Jolo pada 26 Agustus, sekitar 9.000 tentara sudah dikerahkan untuk menggempur kelompok militan itu. Hingga kini, 15 tentara dan 30 militan dilaporkan tewas dalam gempuran ini.

Namun sebelumnya, Wali Kota Davao City, Sara Duterte-Carpio, mengonfirmasi bahwa pelaku serangan di Pusat Perbelanjaan Souvenir Aldevinco ini adalah Abu Sayyaf.

"Kantor presiden mengirimkan pesan teks dan mengonfirmasi bahwa itu merupakan aksi balas dendam Abu Sayyaf," ujar Sara, yang juga merupakan putri dari Presiden Rodrigo Duterte, kepada CNN Philippines seperti dikutip AFP, Sabtu (3/9).

Meskipun demikian, Sara mengatakan pemerintahan kota Davao City sendiri sedang menyelidiki lebih lanjut mengenai konfirmasi aksi balas dendam Abu Sayyaf ini.

Kini, Kepala Kepolisian Mindanai yang menjadi pengawas penyelidikan insiden ini, Manuel Gaerlan, mengatakan bahwa timnya sedang memikirkan kemungkinan lain motif peledakan ini, salah satunya adalah pemilik toko dari pasar malam itu yang mungkin tidak puas.

"Ada beberapa penjual yang tidak puas dengan pembagian kios di pasar malam itu. Ini merupakan salah satu motif yang sedang kami selidiki," katanya.

Di sisi lain, Gaerlan menganggap wajar jika ada kelompok mana pun bisa saja mengklaim serangan ini. "Mereka dapat menggunakannya untuk menaikkan popularitas mereka, tapi seperti yang saya katakan, kami masih menyelidikinya," kata Gaerlan.

Menurut Gaerlan, polisi bahkan belum dapat mengonfirmasi apakah yang meledak itu merupakan bom atau bukan. "Kami mengumpulkan lebih banyak bukti," katanya.

Juru bicara Kepolisian Mindanao Utara, Andrea dela Cerna, menyatakan bahwa memang sudah ada logam-logam yang diteliti dari tubuh para korban, tapi belum dapat dipastikan apakah itu berasal dari bahan peledak. 


sumber : disini
[Continue reading...]

Sabtu, 27 Agustus 2016

Gereja Katolik Amerika berduka, Dua Biarawati Penolong Kaum Miskin Dibunuh

- 0 komentar
Amerika Serikat berduka. Dua biarawati yang mengabdikan diri membantu orang miskin di pedesaan Mississippi, terbunuh di rumah tempat mereka tinggal. 

Sejauh ini belum diketahui siapa pembunuhnya dan apa motif di balik pembunuhan. Pihak berwewenang mengatakan kemungkinan mereka adalah korban pencurian dan perampokan.

Pihak berwenang tidak bersedia mengatakan apakah sudah ada tersangka pada peristiwa ini dan kendaraan apa yang hilang dari rumah para biarawati itu. 

Otoritas juga  juga tidak merilis penyebab kematian, tetapi Pastor Greg Plata mengatakan polisi memberitahu dia bahwa para suster itu ditikam.


Jamie Sample, seorang umat paroki gereja Katolik di Lexington, Mississippi, menunjukkan foto kedua biarawati pada smartphone, yang diambil padaDesember 2015 lalu. Suster Paula Merrill, kiri, dan Margaret Held. (Foto: Rogelio V. Solis/AP)
 
Para biarawati itu diidentifikasi sebagai Suster Margaret Held  dan Suster Paula Merrill. Mayat mereka dibawa ke lab kriminal negara untuk otopsi.

Nbcnews.com melaporkan jenazah para biarawati yang bekerja sebagai perawat itu  ditemukan pada Kamis pagi (25/8) ketika mereka tidak melapor untuk bekerja di klinik terdekat. 

Di klinik itu mereka secara rutin bekerja memberikan suntikan flu, insulin dan perawatan medis lainnya untuk anak-anak dan orang dewasa yang tidak mampu.

"Mereka yang paling baik, wanita paling lembut yang dapat Anda bayangkan. 

Panggilan mereka adalah membantu orang miskin," kata Plata, yang mengelola sebuah gereja Katolik tempat para suster itu sering datang beribadah.

Maureen Smith, juru bicara Keuskupan Katolik Jackson, mengatakan ada tanda-tanda pencurian di rumah itu dan kendaraan biarawati hilang.

Pihak berwenang tidak merilis motif pembunuhan dan  tidak jelas apakah layanan keagamaan para biarawati ada hubungannya dengan pembunuhan.

"Saya memiliki perasaan yang tidak enak," kata Asisten Kepala Polisi Durant James Lee, yang Katolik.

Kepala Polisi John Haynes mengatakan petugas menyisir daerah itu dan mencoba untuk melihat video dari kamera pengintai untuk melihat apakah mereka melihat sesuatu yang tidak biasa.

baca juga : Bawah Reruntuhan Biara, Suster Marjana Kirim Pesan Perpisahan, tapi di urungkan...dan Mukjizat terjadi

Merrill, 68, telah bekerja di Mississippi selama lebih dari 30 tahun, menurut Kesusteran Sisters of Charity of Nazareth di Kentucky. 

Dia berasal dari Massachusetts dan bergabung dengan ordo itu pada tahun 1979.

Dua tahun kemudian, dia pindah dan menemukan panggilannya melayani masyarakat  Delta Mississippi, menurut sebuah artikel pada The Journey, 2010, sebuah publikasi oleh Sisters of Charity of Nazareth.

Dalam artikel itu, Merril dikutip berkata,"Kami hanya melakukan apa yang kami mampu di mana pun Allah menempatkan kami."

Sebuah video di situs ordo itu menggambarkan rincian pekerjaan mereka, antara lain berbicara dengan para pasien tentang  perawatan yang mereka terima.

"Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah lebih dari 60 persen dari anak-anak ini hidup dalam kemiskinan," kata Merrill.

Sementara itu, Margareth Held dikenal sebagai seorang yang pintar memasak. Jemaat kecil di St. Thomas biasanya berkumpul pada Kamis malam untuk Penelaahan Alkitab dan makan. 

Held yang merupakan anggota The School Sisters of St Francis di Milwaukee, rajin memasak untuk persekutuan itu.

"Sebut saja (jenis makanan), dia bisa memasaknya. Dan itu akan terasa lezat," kata tetangganya, Patricia Wyatt-Weatherly.

The School Sisters of St Francis mengatakan mereka "sangat terkejut dan sedih" oleh pembunuhan itu.

Ordo Milwaukee mengatakan Held telah menjadi anggota dari sekolah itu selama 49 tahun "dan menjalani pelayanannya untuk merawat dan menyembuhkan orang miskin."

Dr Elias Abboud bekerja dengan kedua suster itu selama bertahun-tahun, juga merasakan kehilangan mendalam. 

Ia mengenang, dirinya setuju untuk membantu membangun klinik Lexington karena "Anda bisa merasakan gairah mereka tentang melayani orang-orang, membantu orang miskin. 

Mereka menyukainya."

Abboud memperkirakan  klinik mereka menyediakan sekitar 25 persen dari semua perawatan medis di daerah itu, yang memiliki populasi sekitar 18.000 orang, menurut perkiraan Biro Sensus AS pada Juli 2015.

Komunitas Katolik di Mississippi relatif kecil. Dari 3 juta penduduk, keuskupan mengatakan ada sekitar 108.000 umat Katolik.

Dua biarawati yang telah meninggal itu melayani hampir semua keperluan perawatan di klinik, dan banyak anggota masyarakat bertanya-tanya apa yang akan terjadi sekarang - dan orang-orang yang mereka layani.

"Saya pikir ketidakhadiran mereka akan dirasakan untuk waktu yang sangat lama. Holmes County adalah salah satu yang termiskin di negara bagian ini," kata Dew.

"Ada banyak orang di sini yang bergantung pada mereka dan pada pelayanan mereka, obat-obatan mereka. Ini akan menjadi masa yang sulit."

sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 17 Agustus 2016

Untuk membuktikan Kuasa Tuhan, Pendeta ini menaruh speakar diatas tubuh seorang jemaat perempuan malah berakibat Kematian

- 0 komentar



Seorang wanita harus kehilangan nyawanya setelah upaya keajaiban yang dilakukan seorang pendeta gagal total. 

Kejadian itu terjadi di sebuah Gereja Mount Zion, di Polokwane, Provinsi Limpopo, Afrika Selatan.
 

Seorang pendeta bernama Lethebo Rabalango itu berniat ingin menunjukkan kemampuannya bahwa ia benar-benar memiliki keajaiban. 

Untuk membuktikannya, ia mengundang seorang wanita untuk menjadi bagian dari aksinya.

Wanita itu diminta berbaring di lantai dan kemudian menempatkan speaker besar di atas tubuh wanita tersebut. 


Parahnya lagi, Lethebo duduk di atas speaker itu dan semakin menambah beban yang harus ditanggung wanita malang itu.

Dalam salah satu foto yang diperoleh media lokal, pendet kontroversial itu terlihat duduk nyaman di atas speaker yang menimpa wanita tersebut. 


Sepanjang aksinya, pendeta tersebut memberikan mikrofon kepada wanita itu untuk berbicara, tapi anehnya ia tidak bergerak dan diam saja.

baca juga : Mengaku Nabi dari Africa, mencoba jalan diatas Air gagal, dimakan buaya deh.

Setelah limat menit, sang pastor berserta rekannya mengangkat speaker dari atas tubuh wanita itu dan ia baru sadar bahwa wanita tersebut sudah tidak sadarkan diri.

Wanita yang tak disebutkan namanya itu sempat sadar kembali setelah diberi pertolongan pertama. 


Namun ia mengeluh kesakitan karena tulang rusuknya patah. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit.

Menurut laporan Jacaranda FM, stasiun radio independen di Afrika Selatan, mengatakan kalau wanita tersebut meninggal karena pendarahan internal yang parah.


Lebih buruknya lagi, reaksi pak pendeta Lethebo terhadap kematian wanita yang jadi korban aksi percobaannya. 


Ia mengatakan kalau wanita tersebut memiliki keyakinan Iman yang kecil sehingga tak mampu melaksanakan tugas sekecil itu.

Para pendeta di Afrika memang terkenal suka menyuruh pengikutnya untuk melakukan hal-hal aneh. 


Seperti memakan rumput, rambut manusia, atau menjual pena.

DON'T TRY THIS AT HOME!!

sumber : disini 

[Continue reading...]

Senin, 08 Agustus 2016

Rezim Penguasa Korut, Larang Salib Kristen dan Semua Produk Serupa

- 0 komentar

PYONGYANG - Petugas rezim Korea Utara merazia toko-toko yang menjual salib, simbol kekristenan, yang dahulu digunakan sebagai tempat Yesus dihukum oleh kaum Yahudi. 
Bahkan, seperti dilaporkan Daily Express, Sabtu (6/8/2016),  anak-anak sekolah pun harus berhati-hati ketika menulis “tambah” (+) saat belajar matematika agar tidak menyerupai salib.

Saking paranoid terhadap salib, semua produk yang menyerupai salib (dua barang yang bersilang), seperti dasi kupu-kupul, penjepit rambut, dan bando, serta motif baju, pun disita.

Tindakan tidak populer oleh rezim pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, itu dilakukan sebagai upaya untuk memberhangus orang-orang Kristen dan kekristenan.

baca juga :  Takut Murtad, Warga Malaysia Larang Gereja Memasang Salib

Para pejabat pemerintah sudah dan sedang disebar untuk menyita salib dan semua barang yang menyerupai salib itu, termasuk label pada kertas atau gambar, yang dijual di toko.

“Siswa bahkan telah diberitahu untuk berhati-hati bagaimana mereka seharusnya menulis tanda “tambah” (+) matematis agar jangan sampai keliru seperti salib,” tulis media Inggris itu.

Alat penjepit pakaian dan rambut pun diperiksa, sebagai bagian dari tindakan tegas untuk meniadakan semua simbol agama Kristen itu.

Salah satu pedagang di Pyongyang mengatakan kepada Radio Free Asia, “Kami selalu berusaha untuk memastikan tidak ada karakter Korea pada label-label produk yang kami bawa dari China”.

“Sekarang kami diharuskan untuk mengecek ulang untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang terlihat seperti salib,” tambahnya.

baca juga : Pemerintah Tiongkok Larang Simbol Salib di Atap Gereja


“Beberapa desain pada pakaian wanita dapat terlihat seperti sebuah salib, tergantung pada siapa yang akan melihatnya,” katanya.

“Tanda-tanda salib juga tampak pada penjepit rambut, bando, dan dasi kupu-kupu pada pria,” kata pedagang itu yang merasa heran dengan sikap paranoid pejabat itu.

“Semua produk tersebut sangat mungkin disita selama ada sidak dari pejabat pemerintah,” ujarnya lagi.
Korut sejak awal telah dijuluki sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi orang Kristen.

Rezim despotik Kim Jong Un dilaporkan telah menerapkan hukuman paling keras terhadap orang-orang Kristen.

Ribuan Kristen menghadapi penangkapan, penyiksaan, penjara dan hukuman mati.

Sejauh ini setidaknya 70.000 orang Kristen telah dijebloskan ke dalam tahanan atau masuk ke kamp kerja paksa di Korut karena mempertahankan iman dan keyakinannya.

Mereka bahkan dipaksa untuk mengingkari keyakinan untuk memuja berhala, atau akan disiksa hingga tewas.

Ada rupa-rupa kekerasan terhadap agama tersebut. Peningkatan kekerasann terhadap Kristen sejak Jong Un melarang tindikan dan pakaian bergaya Barat.

Lembaga karitas Open Doors mengatakan, lembaga karitas Kristen tetap bekerja di “bawah tanah” untuk menghindari tekanan dari rezim.

Media sulit mengonfirmasi pejabat berwenang di Pyongyang karena negara ini juga tertutup dan keras terhadap media serta melarang kegiatan jurnalistik  yang dinilai merugikan rezim.

sumber : disini
[Continue reading...]

Minggu, 07 Agustus 2016

Penyerang Polisi Belgia Sempat Berteriak 'Allahu Akbar'

- 0 komentar



Jakarta, -- Pria bersenjata parang yang melukai dua polisi perempuan Belgia di Kota Charleroi pada Sabtu kemarin meneriakkan “Allahu Akbar!” ketika menyerang.

Pelaku tersebut kemudian tewas ditembak oleh polisi ketiga yang berada di lokasi.

Penyerangan itu terjadi di luar kantor polisi di pusat Charleroi. Ia masuk ke area kantor polisi dan mengayunkan parangnya. Kedua polisi yang menjadi korban penyerangan sudah berada dalam kondisi stabil.

“Indikasi awal jelas mengarah pada terorisme,” kata Perdana Menteri Belgia Charles Michel di televsi RTL.

Televisi publik VRT melaporkan bahwa penyerang mengeluarkan parangnya ketika dua polisi diperintahkan untuk memeriksanya di pos pemeriksaan di luar kantor polisi—yang didirikan setelah serangan oleh militan di Belgia dan Perancis dalam sembilan bulan terakhir.


Pihak berwenang sementara itu belum mengindetifikasi pelaku.  

Belgia saat ini masih berada dalam status keamanan level ketiga, satu tingkat di bawah yang paling tinggi yakni level empat.

Maret lalu, ISIS mengklaim serangan bom di bandara Brussels dan stasiun kereta api, yang menewaskan 32 orang.

Belum ada pihak yang mengklaim serangan terbaru di Belgia ini, namun ISIS telah menyerukan simpatisan mereka untuk melakukan serangan di mana pun, dengan apa pun yang mereka punya.


sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 03 Agustus 2016

Daulah Islam Menjawab Pernyataan Paus Fransiskus: Bagi Kami Ini Memang Perang Agama Dan Kami Membencimu

- 0 komentar

Oleh Thomas D. Williams, Ph. D | 2 Aug 2016

Kelompok teror Daulah Islam (Islamic State/Daesh/ISIL) telah menyatakan secara terbuka untuk menolak klaim Paus Fransiskus bahwa perang yang dilancarkan oleh teroris Islam tidak bersifat religius, mereka meyakinkan Paus bahwa motivasi mereka satu-satunya adalah agama Islam dan itu direstui oleh Allah sendiri di dalam Al Qur'an. 

Dalam peluncuran terbaru Dabiq, majalah khusus Daulah Islam yang diperuntukkan bagi propaganda, Kelompok Daesh mengkritik Paus Francis atas keluguannya telah berpegang pada keyakinan bahwa umat Muslim menginginkan perdamaian, dan bahwa tindakan teror yang dilakukan Islam berlandaskan motif ekonomi semata.

"Ini adalah perang ilahi antara bangsa Muslim dengan bangsa-bangsa kafir," ujar penulis dalam sebuah artikel berjudul “By the Sword.”--"Dengan Pedang."

Daulah Islam menyerang langsung pernyataan Paus Fransiskus terbaru dalam pesawat menuju ke Polandia (yang admin posting videonya kemarin) atas pernyataan bahwa "Umat Islam yang aseli yang membaca dengan tepat pemahaman Al Qur'an akan menentang segala macam bentuk aksi kekerasan," mereka mengatakan bahwa dengan pernyataan tersebut, "Paus Fransiskus ini terus-menerus berlindung di balik tabir alasan muslihat 'niat baik,' untuk menutupi niat yang sebenarnya yaitu demi menyenangkan negara-negara Muslim di dunia semata."

Paus Fransiskus "telah berjuang melawan kenyataan hidup" dalam usahanya untuk menggambarkan Islam sebagai agama yang damai, artikel itu menegaskan, dan mendesak semua umat Islam untuk mengangkat pedang jihad, sebagai "kewajiban terbesar" dari seorang Muslimin yang sejati. 

Meskipun sifat jelas setiap serangan mereka berlandaskan perintah agama, isi artikel menyatakan, "banyak orang di negara-negara Salibis mengungkapkan keterkejutan dan bahkan merasa jijik bahwa kepemimpinan Daulah Islam 'menggunakan agama untuk membenarkan kekerasan.'

"Sesungguhnya, melancarkan jihad - menyebarkan hukum-hukum Syariat Islam Allah dengan pedang - merupakan kewajiban yang dapat ditemukan di dalam Al-Quran, firman Tuhan kami," tulisnya.

"Darah orang kafir wajib untuk ditumpahkan. Perintah-Nya jelas. Bunuhlah orang-orang kafir, seperti yang diperintahkan Allah SWT, seperti firman-Nya, 'Kemudian bunuhlah orang-orang musyrik (penganut polytheists) di mana pun kamu temukan mereka.' 

Daulah Islam juga bereaksi terhadap penggambaran Paus Fransiskus pada aksi terbaru teror Islam pada pemotongan leher seorang imam Katolik di Perancis sebagai "kekerasan yang tidak masuk akal," mereka bersikeras menyatakan bahwa tidak ada yang tidak masuk akal tentang hal itu.

Mereka kemudian menyatakan "Inti dari setiap aksi adalah bahwa memang ada semacam untaian irama yang sama pada setiap jenis aksi terorisme kami, peperangan, kekejaman, dan kebrutalan," sekaligus menambahkan bahwa kebencian mereka kepada negara-negara Kristen di Barat adalah mutlak dan tak tergoyahkan.

---

| Faktanya adalah, bahkan jika seandainya kalian berhenti
| menjatuhkan bom atas kami, memenjarakan kami, menyiksa
| kami, menjelek-jelekkan kami, dan berhenti merebut tanah kami,
| kami akan terus membenci kalian karena alasan utama kami
| membenci kalian tidak akan berhenti sampai kalian semua
| memeluk Islam. Bahkan jika seandainya kalian membayar jizyah
| [pajak perlindungan untuk orang-orang kafir yang hidup di bawah
| perlindungan Islam] dan hidup di bawah otoritas Islam dengan
| penghinaan, kami akan teruskan membenci kalian.


Dalam konferensi pers terbaru dari dalam pesawat kemarin ini, Paus Fransiskus memang mengatakan kepada para pewarta bahwa dunia kini memang dalam situasi berperang. "Tapi itu adalah perang yang nyata, bukan perang agama," katanya.

"Itu adalah perang kepentingan, perang demi uang. Sebuah perang untuk merebut sumber daya alam, dan untuk perluasan kekuasaan wilayah."

"Setiap agama menginginkan perdamaian," kata Paus

sumber : disini
[Continue reading...]

Senin, 01 Agustus 2016

Tolak Beri Uang, Pastor Belgia Ditikam Imigran Pencari Suaka

- 0 komentar



LANAKEN – Pastor Jos Vanderlee ditikam oleh seorang imigran pencari suaka di rumahnya di Lanaken, Belgia. 

Pria berusia 65 tahun itu diduga ditikam karena tidak mau memberikan uang kepada pelaku.

Insiden bermula ketika pelaku masuk ke rumah Pastor Vanderlee pada Minggu 31 Juli 2016. 

Pria itu meminta izin untuk mandi di rumah Vanderlee. 

Setelah mandi, pelaku lalu meminta uang yang segera ditolak oleh Pastor. Kesal, pelaku langsung menikamnya.

Otoritas Belgia tengah menyelidiki insiden tersebut. Namun, mereka tidak mau menganggapnya sebagai sebuah serangan teroris. 

“Meski kami terkejut, kami menekankan insiden tersebut tidak berhubungan dengan aksi serangan teror dalam tahap penyelidikan awal ini,” ujar Wali Kota Lakanen, Marino Keulen, seperti dimuat Telegraph, Senin (1/8/2016).

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pria itu adalah imigran pencari suaka di Belanda. 

Namun, ia terjebak di Lanaken yang berada dekat perbatasan dengan Negeri Tulip. 

Laporan lain menyatakan, pria itu diduga sengaja mengaku sebagai pencari suaka sehingga diizinkan masuk ke rumah Pastor Vanderlee.

Pastor Vanderlee sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit usai kejadian. 

Ia menderita sejumlah luka tusukan di tangan. Pastor Vanderlee diharapkan segera pulih dari luka yang dideritanya.

Insiden tersebut terjadi hanya satu pekan setelah pembunuhan terhadap Pastor Jacques Hamel di sebuah Gereja Katolik di Normandia, Prancis. 

baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi 

Kedua pelaku sempat menyatakan kesetiaan mereka terhadap kelompok militan ISIS sebelum melakukan serangan teror.

sumber : disini
               disini
[Continue reading...]

Setelah kejadian aksi Terorisme, Umat Muslim Perancis Tolak Makamkan Pelaku Penyerangan Gereja

- 0 komentar

PARIS,  - Umat Muslim Perancis yang tinggal di kota kelahiran Adel Kermiche (19), pelaku penyerangan gereja yang menewaskan seorang pastor, menolak untuk memakamkan jasad pemuda itu.

Adel bersama Abdel Malik Petitjean (19) menyandera enam orang di gereja Saint-Etienne-du-Rouvray sebelum membunuh pastor Jacques Hamel pada Selasa (26/7/2016).


baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi

Para ulama di kota Saint-Etienne-du-Rouvray menolak memakamkan jasad Adel karena mereka tak ingin membuat Islam terus dihubungkan dengan para pelaku teror ini.

"Kami tak akan menodai Islam dengan (memakamkan) orang ini," kata ketua asosiasi budaya Muslim dan imam masjid setempat, Mohammed Karabila kepada harian Le Parisien.
 

baca juga : KRONOLOGIS MENJELANG KEMATIAN PST JACQUES HAMEL. "Sikap pemberani dari Pst. Jacques Hamel: Ia tidak berlutut"

Karabila menambahkan, masjid yang dipimpinnya tidak akan terlibat dalam kegiatan apapun terkait pemakaman pemuda tersebut.

Umat Muslim di kota kecil dekat Rouen di Normandia itu mendukung keputusan para ulama mereka.



baca juga : Pendeta yang Dibunuh di Prancis Donasikan Lahan untuk Masjid 

"Apa yang dilakukan pemuda ini sangat salah, dia bukan lagi bagian dari komunitas kami," kata Khalid El Amrani (25), warga kota kecil itu.

Sementara itu, pemerintah kota Saint-Etienne-du-Rouvray belum memutuskan apakah jasad Adel akan dimakamkan di kota itu atau di tempat lain.


sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 29 Juli 2016

Pendeta yang Dibunuh di Prancis Donasikan Lahan untuk Masjid

- 0 komentar

Saint-Etienne-du-Rouvray: Jacques Hamel, seorang pendeta yang dibunuh dua pria bersenjata dalam kasus penyanderaan di sebuah gereja di Prancis, disebut telah mendonasikan lahan untuk pembangunan masjid.

Pendeta Mark Ephrem Nolan dari Benedictine Monastery of the Holy Cross di dekat Rostrevor, mengonfirmasi bahwa Hamel memang menjalin hubungan baik dengan komunitas Muslim di kota kecil Saint-Etienne-du-Rouvray.  


baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi

"Jacques adalah pria yang mendedikasikan dirinya untuk masyarakat kurang mampu di daerah-daerah tertinggal, seperti sikap yang selalu diperlihatkan Paus Fransiskus," kata Nolan, seperti dikutip belfasttelegraph.co.uk, Kamis (28/7/2016).

"Dia menjalani kehidupan sederhana, dengan menekankan pada pentingnya menjalin persahabatan. 


Ia mendonasikan lahan di samping gerejanya kepada komunitas Muslim untuk membangun masjid, dan juga mengizinkan penggunaan aula serta fasilitas lainnya saat Ramadan," sambung dia.

Meski adanya serangan teror, Nolan mengatakan Katolik dan Muslim di Saint-Etienne-du-Rouvray, masih menjalin hubungan baik seperti biasa. 


baca juga : KRONOLOGIS MENJELANG KEMATIAN PST JACQUES HAMEL. "Sikap pemberani dari Pst. Jacques Hamel: Ia tidak berlutut"

"Ada komunitas Muslim yang cukup besar di sana, dan hubungan mereka (dengan Katolik) masih sangat baik," tutur Nolan. 


Nolan menyebut kelompok militan Islamic State (ISIS) mencoba menghancurkan hubungan baik dua pemeluk agama di Saint-Etienne-du-Rouvray lewat aksi teror.

Dua pria bersenjata tajam menyerbu sebuah gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray saat berlangsungnya misa pagi pada Selasa 26 Juli. 


Mereka menyandera lima orang, dan memaksa seorang pendeta Jacques Hamel untuk berlutut dan kemudian dibunuh dengan cara digorok.

Satu dari dua pelaku, Adel Kermiche, diketahui telah diawasi ketat polisi serta mengenakan alat penanda elektronik.

Kermiche, 19, diketahui menghubungi beberapa radikal di internet setelah terjadinya pembantaian di kantor surat kabar satire Charlie Hebdo dan supermarket Kosher pada Januari 2015. 


Ia mengundang perhatian aparat setelah mencoba membantu seorang remaja dari Saint-Etienne-du-Rouray untuk bergabung dengan ISIS.

Serangan di Saint-Etienne-du-Rouvray terjadi kurang dari dua pekan setelah seorang pria menabrakkan truknya ke kerumunan orang yang sedang merayakan Hari Bastille di Nice. 

Serangan teror yang juga diklaim ISIS ini menewaskan 84 orang.

Sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi, mengutuk keras serangan brutal di gereja tersebut.


sumber : disini

[Continue reading...]

KRONOLOGIS MENJELANG KEMATIAN PST JACQUES HAMEL. "Sikap pemberani dari Pst. Jacques Hamel: Ia tidak berlutut"

- 0 komentar

Claudio Torre di dalam artikel berjudul "Sikap pemberani dari Pst. Jacques: Ia tidak berlutut" berbicara tentang beberapa keterangan lebih terperinci yang muncul seputar kematian dari Pastor berusia 86 tahun yang digorok lehernya oleh para Jihadis.

Demikian artikel selengkapnya yang dipublikasikan oleh surat kabar Il Giornale 27/07/2016:

Tampaknya sebelum pastor paroki itu digorok ia telah berupaya untuk membela Gerejanya. Ia tidak gentar terhadap "diktat" dari kedua Jihadis dan ia menolak untuk berlutut. 

baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi


Sebuah sikap yang menandai drama dari menit-menit itu. Kesadaran bahwa ia akan mati dan penolakannya untuk berserah kepada kedua pembunuh itu. 

Yang menceritakan ini semua adalah Sr. Danielle yang menjadi saksi mata atas peristiwa mengenaskan itu tanpa sepengetahuan dari kedua Jihadis. 

"Mereka berteriak-teriak 'Daesh' dan 'Allah Akbar'." "Mereka ingin Pst Jacques berlutut, mereka berjalan mengelilingi Altar dengan meneriakkan kata-kata Islam dalam bahasa Arab. 

Semua berteriak. "Berhentilah! Kalian tidak tahu apa yang kalian perbuat!" Demikian teriakkan Pst Jacques. "Itu tindakan tak waras". 

Namun keduanya memiliki pisau-pisau dan mengancam semua yang hadir." Kemudian mereka menyuruh Pst Jacques: "Berlututlah", kata mereka. 

"Pst Jacques tidak mau berlutut, ia menolak dan saya percaya semua menjadi tak beraturan saat itu." Maka, salah satu dari kedua Jihadis itu menggorok Pst Jacques. 

"Semua berteriak-teriak, umat merasa kengerian yang luar biasa dan juga dua orang itu menjadi kerasukan. "Hentikan, hentikan." "Saya berada dekat pintu keluar, tidak ada yang memperhatikan saya." Kata Sr Danielle: "Kemudian Pst Jacques terjatuh, karena yang memegang pisau berlutut untuk menahan dia.

 Yang satu lagi mulai menyadari sambil berdoa dalam bahasa Arab di hadapan Altar. Tindakan barbar. Dan saat itulah saya melarikan diri tanpa diketahui keduanya." (BastaBugie n.464 del 27 luglio 2016).

Catatan: Gereja kita adalah Gereja Martir kata Paus Fransiskus, dan Pst. Jacques Hamel menjadi Imam Martir Kristus yang kesekian kalinya dari Gereja Katolik di Eropa.

Seluruh Gereja Katolik di Eropa dan dunia berdoa memohon pertolongan Bunda Maria. Seluruh umat Kristen berdoa memohon Belas Kasih Tuhan Yesus.

sumber :  surat kabar Il Giornale 27/07/2016

[Continue reading...]

Rabu, 27 Juli 2016

Paus Fransiskus Kecam Penyerangan Gereja di Perancis

- 0 komentar

VATICAN CITY,- Paus Fransiskus, Selasa (26/7/2016), menyatakan keterkejutannya terkait insiden penyanderaan sebuah gereja di Perancis yang menewaskan pastor gereja itu.

"Paus sangat terkejut dan merasa berduka atas serangan yang absurd ini. Serangan itu menciptakan kesedihan dan ketakutan," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi.

Lombardi melanjutkan, Paus mengecam keras semua bentuk kebencian dan sangat terpukul karena kekerasan ini terjadi di sebuah gereja yang merupakan tempat yang disakralkan. 
 
Sebelumnya diberitakan dua pria bersenjata pisau menyerang dan menyandera sebuah gereja di dekat kota Rouen, di wilayah utara Perancis, Selasa (26/7/2016).

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan, seorang pastor berusia 92 tahun dinyatakan tewas dan seorang korban lainnya dalam kondisi kritis. 


baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi 


Gereja Saint Etienne de Rouvray diserang dua orang pria saat tengah menggelar misa pada pukul 10.00 atau sekitar pukul 17.30 WIB.

Kedua pria itu lalu menyandera sang pastor, beberapa orang biarawati dan sejumlah orang lain yang ada di dalam  gereja tersebut.

Penyanderaan itu berlangsung selama beberapa jam sebelum kedua orang itu ditembak mati polisi saat mereka muncul di halaman gereja.

Kepolisian mengatakan, petugas di lapangan terpaksa menembak kedua orang itu dalam peristiwa yang terjadi di Rouen, Normandia tersebut.

Sementara itu, Presiden Francois Hollande dan Mendagri Bernard Cazeneuve dijadwalkan mengunjungi lokasi serangan tersebut.

Sejauh ini belum dipastikan apakah kejadian ini terkait dengan aksi teror karena belum ada satu kelompok pun yang mengaku bertanggung jawab.


Meski demikian, insiden itu ditangani gugus tugas anti-teror SDT dan dinas intelijen Direktorat Jenderal Keamanan Dalam Negeri (DGSI).

Insiden ini terjadi hanya sekitar dua pekan setelah tragedi truk maut di Nice yng menewaskan 84 orang dan menlukai 300 orang lainnya yang terjadi tepat di tengah perayaan Bastille Day.


sumber : disni
[Continue reading...]

Selasa, 26 Juli 2016

Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi

- 0 komentar


SAINT-ÉTIENNE-DU-ROUVRAY – Drama penyanderaan di sebuah gereja di Saint-Étienne-du-Rouvray, Normandia, Prancis, akhirnya berujung maut. Seorang sandera dan dua pelaku meregang nyawa dalam insiden tersebut. 

Sebelumnya diberitakan enam orang disandera dua pria bersenjata tajam, tepatnya ketika gereja itu tengah menggelar misa pada Selasa (26/7/2016) pagi waktu setempat. 

Dari enam sandera yang merupakan seorang pendeta, dua biarawati dan tiga jemaat gereja, salah satunya berhasil melarikan diri. Dialah yang kemudian melaporkan penyanderaan itu pada polisi.

baca juga : Paus Fransiskus Kecam Penyerangan Gereja di Perancis

Namun sebagaimana dilansir RT, Selasa (26/7/2016), salah satu sandera yang merupakan pendeta dibunuh. Pelaku menggorok leher pendeta tersebut. 

Saat para anggota kepolisian setempat mendatangi gereja tersebut, terjadi baku tembak antara polisi dan pelaku. 

Seperti dikutip Premier Christian Radio, dalam baku tembak tersebut, dua pelaku berhasil didor dan tewas di tempat. Sementara empat sandera lainnya dilaporkan selamat. 

sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 19 Juli 2016

Diskriminasi Pelajar Di Tiongkok Diancam : Jika Ingin Kuliah, Tinggalkan Gereja

- 0 komentar



Ada pepatah di Indonesia ini yang mengatakan, "Kejarlah ilmu hingga ke negeri China." Hal ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu itu, bahkan jarak tidaklah masalah. Namun sayangnya, di Tiongkok sana malah para pelajar Kristen  dipersulit untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. 

Para pelajar Kristen anggota gereja rumah di wilayah Guizhou, Tiongkok mendapat ancaman dari pejabat setempat bahwa jika mereka tidak berhenti ke gereja, mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 

"Peringatan tersebut dikirimkan ke seluruh sekola di Huaqiu," demikian penjelasan Mou, perwakilan dari lembaga hak asasi manusia China Aid. "Pihak berwajib berniat untuk melakukan perbersihan atas kami (gereja rumah -red) dan meminta kami untuk bergabung dengan gereja Tree-self (gereja resmi pemerintah -red)." 


Jemaat gereja rumah juga mengalami berbagai tekanan dari pemerintah, diantaranya adalah larangan membawa anak-anak ke gereja. Tindakan pemerintah ini diduga karena pihak pemerintah dari Partai Komunis takut dengan meningkatnya jumlah umat Kristen di negeri tirai bambu tersebut. Mereka takut pengikut Kristus menjadi lebih banyak dibandingkan pengikut partai tersebut. 

Tiap-tiap provinsi menghadapi tekanan yang berbeda-beda, mulai dari penurunan lambang salib hingga penghancuran gereja bahkan penangkapan para pendeta. Hingga saat ini diperkirakan ada ratusan pendeta yang ditahan oleh pemerintah Tiongkok. 

Menjadi pengikut Kristus memang tidak mudah, ada harga yang harus dibayar seperti yang dialami oleh umat percaya di Tiongkok ini. Walau demikian, iman akan semakin kuat dan bertumbuh dalam tekanan, untuk mari beri dukungan doa agar mereka terus bertekun dalam iman mereka dan semakin banyak masyarakat Tiongkok yang diselamatkan. 

sumber : disini

[Continue reading...]

Minggu, 17 Juli 2016

Pendukung ISIS Rayakan Serangan Paris di Media Sosial

- 0 komentar



Jakarta - Penembakan dan berbagai ledakan di Paris, Prancis dirayakan oleh pendukung kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Lewat media sosial, mereka mengelu-elukan pelaku serangan teror ini.

Seperti dilansir media Inggris, express.co.uk, Sabtu (14/11/2015), beberapa pendukung ISIS merayakan serangan teror ini dengan tagar #ParisIsBurning sedangkan beberapa lainnya menggunakan tagar bahasa Arab yang berarti 'Paris Terbakar'.


baca juga : ISIS secara brutal mengeksekusi lima pemain sepak bola di Raqqa Suriah

"Allahu Akbar dan syukur kepada Tuhan atas serangan lone wolf ini. Sedikitnya 100 sandera dan lainnya luka-luka," kicau salah satu akun Twitter pendukung ISIS yang tercatat berada di Kuwait. 


Beberapa akun Twitter lainnya yang menuliskan tagar yang sama, menyertakan foto-foto dari lokasi kejadian dengan ucapan 'Allahu Akbar'.

baca juga : ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Truk Maut di Prancis

"Ya Tuhan, bakar Paris seperti membakar kalian membakar muslim di Mali, Afrika, Irak, Suriah dan Palestina," ucap pendukung ISIS lainnya lewat akun Twitter-nya mengelukan pelaku teror di Paris.

Beberapa pendukung ISIS lainnya membual London, Roma dan Washington DC juga akan dilanda serangan teror selanjutnya.


baca juga : Teroris di Dhaka Eksekusi Para Sandera yang Tak Bisa Baca Al Quran

Penembakan dan ledakan melanda sedikitnya tujuh lokasi berbeda di Paris, mulai dari gedung konser Bataclan hingga di dekat stadion sepakbola Stade de France yang tengah menggelar pertandingan sepak bola antara Prancis dan Jerman. 


Presiden Francois Hollande yang hadir menonton pertandingan itu berhasil dievakuasi dari lokasi. 

baca juga : Polisi Banglades Bebaskan 20 Sandera, ISIS Klaim Bunuh 24 Pengunjung Kafe di Dhaka

Korban tewas paling banyak, mencapai 100 orang, berasal dari gedung konser Bataclan. 


Salah satu saksi mata mengaku mendengar pelaku berteriak 'Ini untuk Suriah' sebelum melepas tembakan secara brutal.

Belum ada pihak maupun kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror ini. 


 Namun beberapa media asing mengkait-kaitkan serangan ini dengan kematian anggota ternama ISIS Jihadi John di Suriah. 

Jihadi John yang berasal dari Inggris ini banyak muncul dalam video pemenggalan ISIS sebelumnya dan menjadi salah satu buronan paling dicari.

sumber : disini
[Continue reading...]

Sabtu, 16 Juli 2016

ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Truk Maut di Prancis

- 0 komentar

NICE – Kelompok militan radikal ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan truk maut yang menewaskan 84 orang di Nice pada hari libur nasional Prancis. 

Informasi itu disampaikan langsung melalui buletin radio resmi milik mereka. 

Dalam penyataan itu, ISIS bahkan menyebutkan bahwa mereka telah menemukan metode baru untuk melakukan pembantaian yaitu dengan cara menabrakkan truk ke arah kerumunan masa. 

Demikian sebagaimana dilansir Alaraby, Sabtu (16/7/2016). 

baca juga : ISIS secara brutal mengeksekusi lima pemain sepak bola di Raqqa Suriah

Metode itul dilakukan oleh Mohamed Lahouaiej-Bouhlel (31) dengan menggunakan truk seberat 19 ton pada 14 Juli 2016 saat berlangsung pesta kembang api di Nice, Prancis.

ISIS juga memperingatkan bahwa negara-negara Barat tidak akan luput dari serangan kelompok militan. 

Mereka tidak akan gentar dan mundur meskipun Barat terus memperketat keamanan negara mereka.

baca juga : Polri selidiki video 'pendukung ISIS' yang bakar paspor RI


Kelompok militan sebelum ini telah menyerukan kepada pendukungnya di Eropa agar melakukan serangan tanpa ampun di negara-negara Barat.

Bahkan, dalam video yang dirilis tahun ini, mereka sempat menyebut “bunuh saja (warga Barat) di mana saja kamu jumpai mereka”.

Menanggapi serangan ini, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan tragedi berdarah di Nice semakin memperkuat niat Prancis untuk terus bergabung dan memperkuat perannya di Irak dan Suriah untuk menumpas kelompok militan terutama ISIS.

Selain serangan di Nice, ISIS sebelumnya juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan pada 13 November yang membunuh 130 orang.

sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 13 Juli 2016

Banyak terdakwa Pemerkosa di Turki Hindari Penjara dengan Nikahi Korban..TERLALU!!

- 0 komentar


 ANKARA - Ribuan pemerkosa dan pelaku kekerasan seksual di Turki menghindari penjara dengan menikahi korbannya,seperti dirilis The Independent, Senin (11/7/2016).
Mahkamah Agung (MA) Turki mengatakan, pihaknya mencatat 3.000 kasus perkosaan yang diselesaikan dengan pernikahan, termasuk insiden yang melibatkan anak-anak.

Mustafa Demirdag, Kepala Departemen Banding MA Turki, yang mengawasi kejahatan seksual di negara itu mengatakan, 3.000 pernikahan telah terdaftar secara resmi. 

baca juga : PRIHATIN, BIARAWATI DITEMBAK di KENYA

Situs berita Milliyet, Turki, melaporkan, Demirdag menjelaskan kondisi itu ketika berbicara di komisi parlemen yang dibentuk untuk menyelidiki dan mencegah kejahatan seksual.

Demirdag mengatakan, beberapa kasus yang dipelajari, semuanya menunjukkan, korbannya selain pada orang-orang dewasa juga anak-anak di bawah umur lima tahun.

baca juga : Kami akan mengirimkan jihadis langsung ke neraka ': wanita Kristen Lebanon mengangkat senjata


Dalam satu kasus tertentu, seorang gadis telah diculik dan diperkosa oleh tiga orang, tetapi ketika salah satu pria menikahinya, tuntutan hukum terhadap ketiga pemerkosa pun dicabut.

Menurut Demirdag, sebagai penegak hukum, jenis perkawinan seperti tidak dapat diterima. 

baca juga : Gadis Ini Minta Sang Ibu Memaafkan Anggota ISIS yang Membakarnya

"Ini kejam karena memaksa seorang wanita untuk menikahi seseorang yang dia tidak inginin dan memaksa korban untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan pelaku," katanya Demirdag.

Menurut departemen banding MA Turki, pelaku kejahatan seperti itu seharusnya dijatuhi hukuman 16 tahun dan delapan bulan penjara.

Sudah ada insiden, bahwa ternyata hukuman belum tentu adil.

Sebagai contoh, Demirdag menyebut kasus seorang gadis 15 tahun yang jatuh cinta dengan seorang anak lalki-laki di lingkungannya.

"Suatu malam seorang gadis menelpon seorang anak laki-laki. Dia mengatakan akan bunuh diri jika anak itu tidak datang menculiknya," kata Demirdag.

"Kemudian anak laki-laki itu menculiknya," tambah Demirdag lagi.

Demirdag mengisahkan, setelah itu pasangan remaja tersebut menikah sesuai dengan norma-norma lingkungan.

“Ketika kasus ini sampai ke telinga kami, mereka sudah menikah resmi dan memiliki tiga anak," kata pejabat MA Turki tersebut.

"Sebelum hukum baru berlaku, pria itu seharusnya dihukum minimal 8 tahun dan 4 bulan penjara,” katanya.

Menurut Demirdag, sekarang usia pernikahan mereka 16 tahun dan delapan bulan. “Apakah ini adil? Tidak, tidak. Saya ini aparat penegak hukum,” katanya.

"Tidak semua kasus berjalan sesuai dengan pola yang sama. Namun kita tidak membuat kategorisasi antara mereka," tambahnya.

Menyusul putusan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Eropa bahwa Turki telah gagal melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, Turki pun memberlakukan UU tentang kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2012.

Tahun lalu, tiga orang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan dan percobaan perkosaan mahasiswa 20 tahun, Ozgecan Aslan.

Kasus ini menyebabkan protes jalanan nasional atas isu kekerasan terhadap perempuan di Turki.

sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 12 Juli 2016

Romo Misionaris Indonesia Terjebak di Zona Perang Sudan Selatan

- 0 komentar

KABAR miris baru saja dikirim oleh Andreas Kristiadi ke meja Redaksi Sesawi.Net, hari Selasa siang tanggal 12 Juli 2016 ini. 

Alumnus Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor ini mengabarkan, teman angkatan alumni Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor yakni Pastor Clemencius Rommy Suriroja SVD kini tengah terjebak di zona perang  Sudan Selatan dimana ia telah menjadi misionaris selama beberapa tahun terakhir ini.

baca juga : Pastor Yang Komentari Hukum Cambuk Aceh Ini Bikin Heboh


“Mohon doanya bagi teman angkatan kami alumni Seminari Stella Maris Bogor yakni Pater Clementinus Rommy Suriroja SVD yang sedang mengungsi dengan umat parokinya di Sudan Selatan. 

Itu terjadi,  karena sejak hari Senin kemarin, para pemberontak bersenjata telah berhasil menguasai kawasan di tempat dimana Pater Rommy berkarya melakukan karya misionernya,” demikian tulis Andreas kepada Sesawi.Net hari Selasa menjelang petang hari.

“Semoga Tuhan Yesus dan Bunda Maria selalu melindungi beliau, para rekan pastor misionaris dan umat paroki di Sudan Selatan,” lanjut Andreas dalam pesan pendeknya kepada Redaksi.

Masih mencekam
 
Dalam sebuah rekaman pendek di jalur WA, Romo Rommy pun mengisahkan suasana yang masih mencekam meliputi hati semua umat parokinya yang tengah mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.


“Gimana sikon di sana?,” tanya Andreas.


“Masih mencekam,” jawab Romo Rommy.

“Dimana posisi? Update kabar ya,” pinta Andreas.

baca juga : Andhra Pradesh: uskup Katolik diculik dan dipukuli selama berjam-jam 29/4/2016  

“Kami masih berada di paroki bersama umat. Kami tidak bisa keluar kemana-mana, karena semua akses menuju areal terbuka sudah ditutup oleh kaum pemberontak,” demikian Romo Rommy memberikan news update kepada Andreas yang kemudian diteruskan kepada Redaksi.

baca juga : PRIHATIN, BIARAWATI DITEMBAK di KENYA 


Komunikasi Andreas dengan Romo Rommy terjadi pada hari Selasa tanggal 12 Juli 2016 menjelang petang hari.

Andreas dan Romo Rommy adalah teman seangkatan, sesama alumni Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor.

sumber : disini
[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger